Langsung ke konten utama

Analisis Historis Konflik Iran-Israel

 Pendahuluan

Hubungan Iran-Israel menyajikan salah satu paradoks paling tajam dalam geopolitik modern: transformasi dari kemitraan strategis yang terselubung menjadi persaingan eksistensial yang tampaknya tidak dapat didamaikan. Konflik yang saat ini mendefinisikan lanskap Timur Tengah, yang memuncak dalam konfrontasi militer langsung pada tahun 2024 dan 2025 1, sangat kontras dengan era sebelumnya yang digambarkan sebagai hubungan "mesra" atau intim.4 Laporan ini menyajikan analisis historis yang komprehensif tentang evolusi hubungan ini, dengan argumen bahwa konflik tersebut merupakan produk dari interaksi kompleks antara pergeseran kepentingan geopolitik dan pandangan dunia ideologis yang mengakar kuat.

Untuk memahami bagaimana dua negara yang pernah menjadi sekutu dapat menjadi musuh bebuyutan, perlu untuk menelusuri lintasan hubungan mereka melalui empat fase utama: periode ambivalen pasca-kemerdekaan Israel (1947–1953), periode persahabatan pragmatis di bawah Dinasti Pahlevi (1953–1979), periode kemerosotan pasca-revolusi (1979–1990), dan era permusuhan terbuka yang sedang berlangsung (1991–sekarang).1 Setiap fase ditandai oleh kalkulasi strategis, pergeseran ideologis, dan peristiwa penting yang secara kumulatif mendorong kedua negara dari pinggiran aliansi regional ke jurang perang habis-habisan.

Tabel 1: Linimasa Peristiwa Kunci dalam Hubungan Iran-Israel (1947-2025)

Tahun

Peristiwa

Signifikansi

1947

Iran menentang Rencana Pembagian PBB untuk Palestina.

Menandai sikap awal Iran yang pro-Arab dan ambivalen terhadap pendirian Israel.1

1950

Iran secara de facto mengakui Israel.

Iran menjadi negara mayoritas Muslim kedua setelah Turki yang mengakui Israel, didorong oleh pragmatisme.1

1953

Kudeta yang didukung CIA-Inggris mengembalikan Shah Pahlavi.

Memperkuat orientasi pro-Barat Iran dan secara signifikan meningkatkan hubungan dengan Israel.1

1968

Pendirian Eilat-Ashkelon Pipeline Company.

Pelembagaan kemitraan ekonomi, terutama dalam sektor minyak, yang menguntungkan kedua negara.8

1979

Revolusi Islam di Iran menggulingkan Shah.

Titik balik fundamental; Iran memutuskan hubungan diplomatik dan mengadopsi ideologi anti-Israel yang radikal.1

1980-1988

Perang Iran-Irak.

Paradoks kerja sama rahasia berlanjut; Israel secara diam-diam memasok senjata ke Iran untuk melawan musuh bersama, Irak.10

1982

Israel menginvasi Lebanon; IRGC membantu mendirikan Hizbullah.

Awal dari strategi perang proksi Iran, menciptakan ancaman jangka panjang bagi Israel.12

1990-an

Awal permusuhan terbuka dan perang bayangan.

Setelah Perang Teluk, keseimbangan kekuatan regional bergeser, dan kedua negara memulai konflik proksi yang intens.1

2010

Virus Stuxnet menyerang fasilitas nuklir Iran.

Eskalasi perang rahasia, menunjukkan penggunaan senjata siber untuk menyebabkan kerusakan fisik.14

2015

Kesepakatan Nuklir (JCPOA) ditandatangani.

Upaya diplomatik untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.16

2018

AS menarik diri dari JCPOA.

Runtuhnya jalur diplomatik, mendorong Iran untuk mempercepat program nuklirnya dan meningkatkan ketegangan.16

2024

Eskalasi menuju konfrontasi langsung.

Serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus dan pembunuhan para pemimpin proksi memicu pembalasan langsung dari Iran.1

2025

Perang terbuka pecah.

Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran, yang dibalas dengan serangan rudal Iran ke kota-kota Israel.2


Bab 1: Aliansi yang Tak Terduga - Era Pahlavi (1947–1979)

Bertentangan dengan permusuhan saat ini, hubungan Iran-Israel selama hampir tiga dekade di bawah Dinasti Pahlavi adalah salah satu kerjasama pragmatis yang mendalam. Aliansi yang tidak biasa ini tidak didasarkan pada nilai-nilai bersama atau persahabatan antar bangsa, melainkan pada kalkulasi strategis yang dingin dan saling menguntungkan. Bab ini akan membedah logika di balik kemitraan rahasia ini, pilar-pilar yang menopangnya, dan retakan-retakan mendasar yang pada akhirnya menyebabkan keruntuhannya.

Doktrin Periferi: Visi Strategis Bersama

Logika strategis di balik aliansi ini dirumuskan dalam "Doktrin Periferi" Israel. Dikonsepkan oleh Perdana Menteri pertama Israel, David Ben-Gurion, strategi ini bertujuan untuk mengatasi isolasi regional Israel dengan menjalin aliansi dengan negara-negara Muslim non-Arab di pinggiran Timur Tengah.20 Dengan demikian, Israel dapat mengimbangi blok negara-negara Arab yang bersatu dalam permusuhan mereka. Iran di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, bersama dengan Turki dan Ethiopia, menjadi pilar utama dari doktrin ini.8

Bagi Iran dan Israel, ancaman bersama yang paling mendesak adalah kebangkitan nasionalisme pan-Arab yang dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser di Mesir dan potensi ekspansionisme Uni Soviet.22 Keduanya memandang Nasser sebagai kekuatan destabilisasi yang berusaha mengekspor revolusi dan mengancam monarki-monarki pro-Barat. Oleh karena itu, aliansi ini pada dasarnya bersifat anti-Nasseris dan anti-komunis, sebuah benteng strategis yang dirancang untuk menjaga status quo regional.24

Pilar Kemitraan Terselubung: Minyak, Senjata, dan Intelijen

Kerja sama antara Teheran dan Tel Aviv sangat luas namun dijaga kerahasiaannya untuk menghindari provokasi terhadap dunia Arab dan oposisi domestik di Iran.6 Hubungan ini sering kali dijalankan melalui saluran-saluran rahasia, melewati kementerian formal dan terkadang melibatkan komunikasi langsung dengan Shah sendiri.24

Kerja Sama Ekonomi: Landasan kemitraan ini adalah minyak. Selama periode yang signifikan, Iran adalah satu-satunya pemasok minyak asing bagi Israel, yang sangat penting bagi konsumsi domestik dan ekspor ulangnya.23 Kebutuhan Israel akan sumber energi yang andal, terutama setelah embargo minyak Arab, bertemu dengan keinginan Iran untuk mengekspor minyaknya ke pasar Eropa.8 Kemitraan ini dilembagakan melalui pendirian Eilat-Ashkelon Pipeline Company pada tahun 1968, sebuah perusahaan patungan yang memungkinkan minyak mentah Iran dikirim ke pelabuhan Eilat dan diangkut melalui darat, melewati Terusan Suez yang dikontrol Mesir.8

Kerja Sama Militer dan Teknis: Hubungan ini digambarkan sebagai "semacam aliansi rahasia tak tertulis".24 Iran menjadi pelanggan utama peralatan militer buatan Israel. Hanya dalam empat bulan pertama tahun 1975, Iran membayar lebih dari $12 juta untuk perangkat keras militer Israel.23 Perusahaan-perusahaan pertahanan besar Israel seperti IMI Systems, Israel Aerospace Industries, dan Tadiran melakukan penjualan signifikan ke Iran.24 Sebagai imbalannya, Israel memberikan bantuan teknis yang krusial di bidang pertanian dan pengelolaan sumber daya air, serta menyediakan layanan pemeliharaan untuk pesawat-pesawat Iran.23

Kerja Sama Intelijen dan Keamanan: Elemen yang paling kritis dan kontroversial dari aliansi ini adalah hubungan erat antara badan intelijen Israel, Mossad, dan dinas keamanan Shah yang terkenal kejam, SAVAK.24 Israel memainkan peran penting dalam melatih dan membantu SAVAK, sebuah organisasi yang bertanggung jawab atas penganiayaan politik, penyiksaan, dan pembunuhan lawan-lawan monarki.24 Keterlibatan mendalam ini, yang diketahui luas oleh publik Iran, secara tak terhindarkan mengaitkan Israel dengan penindasan rezim Shah dan menjadi bibit kebencian yang akan dieksploitasi oleh kaum revolusioner di kemudian hari.

Retakan di Fondasi: Ambivalensi dan Ketidakpuasan

Meskipun kemitraan ini kuat, hubungan tersebut tidak pernah sepenuhnya terbuka atau tanpa ketegangan. Sikap awal Iran bersifat ambivalen; negara itu termasuk di antara 13 negara yang menentang Rencana Pembagian PBB pada tahun 1947 dan juga menentang penerimaan Israel ke PBB.1 Pengakuan de facto Shah terhadap Israel pada tahun 1950 disambut dengan penentangan domestik yang kuat dan sempat dicabut oleh Perdana Menteri Mohammad Mosaddegh, sebelum dipulihkan setelah kudeta yang direkayasa CIA pada tahun 1953.8 Hal ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Israel adalah kebijakan monarki, bukan kehendak rakyat.

Sikap pro-Barat dan pro-Israel Shah menjadi keluhan utama bagi lawan-lawan agamis dan nasionalisnya. Tokoh yang paling menonjol adalah Ayatollah Khomeini, yang pemberontakannya pada "15 Khordad" tahun 1963 sebagian dipicu oleh kecamannya terhadap hubungan rezim dengan Israel.8 Aliansi ini, yang dibangun di atas kepentingan strategis para elite, berdiri di atas fondasi yang rapuh karena tidak memiliki dukungan populer. Ketergantungannya pada kelangsungan hidup Dinasti Pahlavi membuatnya rentan, sebuah kerentanan yang pada akhirnya terbukti fatal. Lebih jauh lagi, keterlibatan Israel dengan SAVAK bukan hanya sebuah pilihan kebijakan, melainkan sebuah kesalahan strategis yang mendalam. Dengan bermitra dengan instrumen represi yang paling dibenci Shah, Israel secara permanen mencitrakan dirinya sebagai kaki tangan tiran di mata oposisi Iran. Sejarah ini memungkinkan kaum revolusioner untuk mengubah perselisihan strategis menjadi isu moral, menggambarkan Israel bukan hanya sebagai lawan politik, tetapi sebagai entitas "Setan" yang korup secara moral.28


Bab 2: Perpecahan Revolusioner dan Penempaan Musuh Ideologis (1979–1989)

Revolusi Islam Iran tahun 1979 merupakan peristiwa penting yang secara fundamental dan permanen mengubah dinamika hubungan Iran-Israel. Dalam sekejap, kemitraan strategis yang telah terjalin selama puluhan tahun hancur, digantikan oleh konfrontasi ideologis yang sengit. Revolusi ini tidak hanya mengubah rezim di Teheran; ia melahirkan sebuah tatanan baru yang identitasnya dibangun di atas penentangan terhadap Israel.

Pandangan Dunia Khomeini: "Setan Kecil"

Revolusi menggantikan monarki sekuler pro-Barat dengan sebuah republik Islam teokratis yang didirikan di atas ideologi yang secara inheren menolak keberadaan Israel.1 Pemimpin revolusi, Ayatollah Ruhollah Khomeini, merumuskan doktrin kebijakan luar negeri yang baru dan radikal. Dalam pandangan dunianya, Amerika Serikat dicap sebagai "Setan Besar" (Shaytan-e Bozorg), sementara Israel adalah "Setan Kecil" (Shaytan-e Kuchak).28 Israel tidak lagi dipandang sebagai negara berdaulat, melainkan sebagai "rezim Zionis" ilegal, sebuah implan imperialis di jantung dunia Muslim yang harus dimusnahkan.29

Ideologi ini bukan sekadar retorika politik, melainkan pilar inti dari identitas negara baru. Ia berakar pada interpretasi Khomeini tentang Islam Syiah, yang menekankan perjuangan kaum tertindas (mustad'afun) melawan kaum arogan (mustakbirun).26 Dalam narasi ini, Israel digambarkan sebagai penindas utama rakyat Palestina, dan mendukung perjuangan Palestina menjadi kewajiban suci. Landasan intelektual untuk sikap anti-Barat dan anti-Zionis ini telah diletakkan oleh para pemikir seperti Jalal Al-e-Ahmad dengan konsep "Westoxification" (Gharbzadegi) dan Ali Shariati, yang mempromosikan bentuk Islam revolusioner dan anti-imperialis.25

Pemutusan Hubungan Diplomatik dan Pembalikan Simbolis

Segera setelah kemenangan revolusi pada tahun 1979, Iran secara resmi memutuskan semua hubungan diplomatik dan komersial dengan Israel.1 Dalam sebuah tindakan simbolis yang kuat dan bergema di seluruh dunia Muslim, rezim baru menutup kedutaan besar Israel di Teheran dan menyerahkannya kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).3 Langkah ini secara tegas mengukuhkan sikap baru Iran yang pro-Palestina dan anti-Israel, sebuah pembalikan total dari kebijakan era Shah.

Tabel 2: Perbandingan Hubungan Iran-Israel: Pra- dan Pasca-Revolusi 1979

Aspek

Pra-1979 (Era Pahlavi)

Pasca-1979 (Era Khomeini)

Status Diplomatik

Aliansi rahasia de facto; kedutaan de facto di Teheran.2

Tidak ada hubungan diplomatik; Israel tidak diakui sebagai negara.9

Sikap Ideologis

Pragmatisme; anti-komunisme dan anti-nasserisme bersama.23

Permusuhan ideologis; Israel sebagai "Setan Kecil" dan "rezim Zionis".28

Kerja Sama Ekonomi

Mitra dagang utama; Iran pemasok minyak utama bagi Israel.8

Boikot total; semua hubungan komersial diputus.1

Kerja Sama Militer

Pelanggan utama senjata Israel; kerja sama intelijen (Mossad-SAVAK).23

Musuh yang dinyatakan; Iran mendukung kelompok-kelompok anti-Israel.32

Isu Palestina

Netral hingga pro-Barat; menjaga hubungan baik dengan kedua belah pihak.2

Pembela utama perjuangan Palestina; mendukung solusi satu negara.29


Pragmatisme di Bawah Bayang-Bayang Perang: Paradoks Iran-Contra

Meskipun permusuhan ideologisnya bersifat absolut, sebuah hubungan rahasia yang mengejutkan dan pragmatis tetap bertahan, didorong oleh ancaman eksistensial dari Perang Iran-Irak (1980–1988).1 Militer Iran, yang telah dilemahkan oleh pembersihan pasca-revolusi, sangat membutuhkan suku cadang dan persenjataan untuk arsenalnya yang sebagian besar buatan Amerika.11

Israel, yang memandang rezim Saddam Hussein di Irak sebagai ancaman strategis yang lebih besar dan lebih mendesak, melihat peluang. Dengan secara diam-diam memasok senjata kepada Iran, Israel dapat melemahkan musuh bersama, memperpanjang perang yang menguras sumber daya kedua negara Arab tersebut, dan berpotensi membangun kembali beberapa pengaruh di Teheran.10 Sebuah dokumen CIA yang telah dideklasifikasi mengonfirmasi bahwa kerja sama strategis ini, yang didorong oleh pragmatisme dan kekhawatiran keamanan bersama, berlangsung lebih lama dari yang diakui secara publik.10 Episode ini, yang dikenal sebagai skandal Iran-Contra, menyoroti sebuah kebenaran mendasar: bahkan bagi rezim yang paling didorong oleh ideologi, kelangsungan hidup tetap menjadi prioritas utama.11

Sikap anti-Israel bukan sekadar pilihan kebijakan luar negeri bagi Republik Islam; itu adalah pilar fundamental yang menopang legitimasinya. Dengan mendefinisikan dirinya dalam pertentangan dengan "Setan-Setan" (AS dan Israel), rezim revolusioner menciptakan narasi perlawanan anti-imperialis dan Islam yang kuat. Ideologi ini berfungsi untuk menyatukan faksi-faksi revolusioner yang berbeda, melegitimasi pemerintahan ulama yang baru, dan memproyeksikan Iran sebagai pemimpin dunia Islam yang sejati. Paradoks kerja sama selama Perang Iran-Irak mengungkapkan adanya hierarki ancaman dalam pemikiran para pemimpin Iran. Meskipun Israel adalah musuh ideologis, ancaman eksistensial untuk ditaklukkan oleh tentara Saddam Hussein jauh lebih mendesak. Hal ini memaksa aliansi pragmatis yang bersifat sementara. Begitu ancaman eksistensial perang berakhir pada tahun 1988, Iran tidak lagi merasa perlu untuk berkompromi. Rezim tersebut kemudian dapat sepenuhnya merangkul misi ideologis anti-Israelnya, mengalihkan fokusnya dari pertahanan diri ke ekspor revolusi.11 Berakhirnya perang tersebut menandai awal sesungguhnya dari konflik proksi.


Bab 3: Medan Perang Proksi - Doktrin Baru Perang Asimetris (1990-an–2020-an)

Setelah berakhirnya Perang Iran-Irak dan runtuhnya Uni Soviet, lanskap strategis Timur Tengah berubah secara dramatis. Iran, yang tidak lagi terikat oleh perang konvensional dan berupaya memproyeksikan pengaruhnya, mengadopsi doktrin baru: perang asimetris melalui proksi. Fase ini, yang dimulai pada awal 1990-an, mengubah persaingan Iran-Israel dari perang dingin menjadi konflik panas yang diperjuangkan secara tidak langsung di seluruh kawasan.1

Penempaan "Poros Perlawanan"

Iran mengembangkan strategi canggih dengan menggunakan aktor-aktor non-negara untuk menantang Israel dan kepentingan AS, sambil mempertahankan tingkat penyangkalan yang masuk akal.5 Jaringan aliansi ini, yang dikenal sebagai "Poros Perlawanan" (Mihwar al-Muqawama), menjadi alat utama kebijakan luar negeri Iran.28

Hizbullah di Lebanon: Hizbullah adalah proksi Iran yang paling sukses dan tangguh. Dibentuk pada awal 1980-an sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon, Hizbullah menerima dukungan langsung, pelatihan, dan bimbingan ideologis dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.12 Iran telah mengubah Hizbullah menjadi kekuatan militer dan politik yang tangguh, dengan persenjataan canggih dan pendanaan tahunan mencapai ratusan juta dolar. Hizbullah kini menjadi ancaman langsung dan paling signifikan di perbatasan utara Israel.12

Hamas & Jihad Islam Palestina (PIJ): Hubungan Iran dengan kelompok-kelompok Islamis Sunni Palestina digambarkan sebagai "perkawinan demi kenyamanan" (marriage of convenience).43 Iran menjadi pelindung utama bagi Hamas dan PIJ, terutama setelah PLO menempuh jalur perundingan damai dengan Israel.44 Dukungan ini mencakup dana tahunan ratusan juta dolar, persenjataan, dan pelatihan.44 PIJ dianggap sebagai sekutu terdekat Iran di Gaza, yang hampir sepenuhnya bergantung pada sponsor Teheran.46 Dengan mendukung kelompok-kelompok ini, Iran dapat secara langsung terlibat dalam konflik Israel-Palestina dan menampilkan dirinya sebagai pembela sejati perjuangan Palestina.29

Arena Suriah: Perang Saudara Suriah yang dimulai pada 2011 menjadi teater utama perang bayangan Iran-Israel.48 Iran melakukan intervensi besar-besaran untuk menyelamatkan sekutu kuncinya, rezim Bashar al-Assad, dengan mengerahkan pasukan IRGC dan memobilisasi milisi Syiah dari seluruh kawasan.49 Intervensi ini memungkinkan Iran untuk membangun pijakan militer permanen di Suriah, menciptakan "jembatan darat" ke Hizbullah di Lebanon dan membuka front baru melawan Israel. Sebagai tanggapan, Israel melancarkan ratusan serangan udara di Suriah, menargetkan pangkalan militer Iran, konvoi senjata, dan personel dalam upaya untuk mencegah pengakarannya yang semakin dalam.1

Tabel 3: "Poros Perlawanan" Iran - Proksi Kunci dan Peran Mereka

Grup Proksi

Teater Operasi Utama

Ideologi

Dukungan Iran

Peran Strategis vs. Israel

Hizbullah

Lebanon, Suriah

Islam Syiah

Finansial, militer (rudal canggih), pelatihan, ideologis 12

Ancaman strategis di perbatasan utara; pencegahan langsung; front kedua dalam perang.

Hamas

Gaza, Palestina

Islam Sunni

Finansial (ratusan juta USD/tahun), senjata, teknologi roket 44

Mempertahankan konflik intensitas rendah; menantang Israel di front Palestina.

Jihad Islam Palestina (PIJ)

Gaza, Palestina

Islam Sunni

Sponsor utama (finansial, militer); sangat bergantung pada Iran 43

Sebagai ujung tombak serangan; lebih radikal dan patuh pada agenda Iran.

Houthi (Ansar Allah)

Yaman

Islam Syiah (Zaydi)

Senjata (rudal balistik, drone), pelatihan, dukungan politik 1

Mengancam jalur pelayaran strategis (Laut Merah); membuka front jarak jauh.

Milisi Syiah

Irak, Suriah

Islam Syiah

Pengerahan, pendanaan, persenjataan oleh IRGC 49

Mengamankan "jembatan darat" ke Lebanon; membangun kehadiran militer di perbatasan Israel.


Doktrin Periferi Terbalik Israel

Menghadapi "Poros Perlawanan" Iran yang semakin meluas, Israel melakukan pembalikan strategis yang brilian dari doktrin aslinya. Alih-alih bersekutu dengan periferi non-Arab melawan inti Arab, Israel mulai menjalin aliansi informal dengan negara-negara Arab Sunni utama, terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.29

Penyelarasan baru ini, yang berpuncak pada Abraham Accords, didasarkan pada persepsi bersama bahwa Iran adalah ancaman regional utama.1 Program nuklir Iran dan ambisi hegemoniknya telah mendorong negara-negara Arab ini dan Israel ke dalam kemitraan pragmatis yang berfokus pada keamanan, yang secara fundamental membentuk kembali peta politik Timur Tengah.29

Perang proksi mengubah konflik dari persaingan negara-bilateral menjadi perjuangan asimetris yang kompleks dan meluas di seluruh kawasan. Strategi Iran dengan cerdik menghindari perang langsung antar negara, yang kemungkinan besar akan kalah, dan sebaliknya memanfaatkan aktor non-negara untuk menguras sumber daya lawannya, menciptakan konflik tingkat rendah yang konstan, dan mempertahankan tekanan strategis dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada perang konvensional. Ironisnya, keberhasilan Iran dalam membangun "Poros Perlawanan" secara tidak sengaja menciptakan kondisi bagi integrasi Israel ke dalam kawasan. Semakin Iran berhasil dalam membangun jaringan proksinya, semakin terancam pula negara-negara Teluk Arab. Persepsi ancaman bersama ini menjadi begitu kuat sehingga mengesampingkan permusuhan historis selama puluhan tahun terhadap Israel, yang mengarah pada "Doktrin Periferi Terbalik".29 Strategi Iran untuk mengisolasi Israel, secara paradoks, justru membantu mengakhiri isolasi regional Israel.


Bab 4: Titik Nyala Nuklir dan Perang Terselubung

Dimensi paling berbahaya dan eskalatif dari persaingan Iran-Israel adalah isu nuklir. Program nuklir Iran berfungsi sebagai penyebab sekaligus konsekuensi dari konflik yang lebih luas, mendorong kedua negara ke dalam perang rahasia di dunia maya dan dunia nyata, yang pada akhirnya memicu konfrontasi terbuka.

Sejarah Program yang Dipertentangkan

Ironisnya, program nuklir Iran dimulai pada tahun 1950-an di bawah pemerintahan Shah dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat melalui program "Atoms for Peace".58 Setelah Revolusi 1979, program ini awalnya dianggap sebagai simbol pengaruh Barat dan sempat dihentikan, namun dihidupkan kembali secara rahasia selama Perang Iran-Irak.58

Sifat rahasia program ini terungkap ke dunia pada tahun 2002, dengan penemuan fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan reaktor air berat di Arak.59 Pengungkapan ini memicu kekhawatiran internasional dan memulai penyelidikan selama bertahun-tahun oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menempatkan ambisi nuklir Iran di bawah sorotan global.6

Perang di Dalam Bayang-Bayang: Sabotase dan Pembunuhan

Israel, yang memandang Iran yang bersenjata nuklir sebagai ancaman eksistensial 28, telah melancarkan perang rahasia yang panjang dan canggih untuk mengganggu dan menunda kemajuan program tersebut.

Perang Siber: Contoh paling terkenal adalah cacing komputer Stuxnet, yang diyakini sebagai ciptaan bersama AS-Israel dan ditemukan pada tahun 2010. Stuxnet secara fisik menghancurkan sentrifugal pengayaan uranium Iran di Natanz dengan memanipulasi sistem kontrol industrinya. Ini menandai penggunaan besar pertama di dunia dari senjata digital untuk menyebabkan kerusakan fisik di dunia nyata, sebuah titik balik dalam peperangan modern.14

Pembunuhan Bertarget: Mossad secara luas dituduh melakukan kampanye pembunuhan terhadap ilmuwan-ilmuwan nuklir terkemuka Iran antara tahun 2007 dan 2025. Dengan menggunakan metode seperti bom mobil dan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh, operasi ini berhasil melenyapkan tokoh-tokoh kunci seperti Mohsen Fakhrizadeh, yang dianggap sebagai "bapak" program senjata nuklir Iran, dan Fereydoun Abbasi-Davani.9

Sabotase dan Operasi Intelijen: Israel telah melakukan berbagai operasi rahasia lainnya, termasuk menyelundupkan drone dan senjata ke Iran untuk diposisikan sebelum serangan, serta menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan intelijen manusia untuk memilih target dengan presisi tinggi.65

Jeda JCPOA dan Keruntuhannya

Pada tahun 2015, sebuah terobosan diplomatik tercapai. Iran dan P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, dan Jerman) menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran setuju untuk memberlakukan pembatasan signifikan pada program nuklirnya dan mengizinkan inspeksi IAEA yang intrusif, dengan imbalan pencabutan sanksi internasional yang melumpuhkan.16 Kesepakatan ini berhasil memundurkan program Iran, memperpanjang "waktu terobosan" (waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk satu bom) menjadi lebih dari satu tahun.18

Namun, jeda ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 2018, pemerintahan Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi yang lebih berat, sebuah langkah yang sangat didukung oleh Israel.16 Sebagai tanggapan, Iran mulai secara sistematis melanggar batasan JCPOA. Teheran meningkatkan stok uranium yang diperkaya, melakukan pengayaan hingga tingkat kemurnian yang lebih tinggi (mencapai 60%), dan membatasi pemantauan IAEA, yang secara drastis mengurangi waktu terobosannya mendekati nol.18

Konflik nuklir ini menciptakan lingkaran setan yang berbahaya. Serangan rahasia Israel, yang dirancang untuk memperlambat program nuklir, dipandang oleh Iran sebagai tindakan perang, yang kemudian menjadi pembenaran untuk meningkatkan serangan proksi terhadap Israel. Agresi regional Iran, pada gilirannya, memperkuat keyakinan Israel bahwa rezim tersebut tidak dapat dipercaya dengan kemampuan nuklir, yang membenarkan tindakan rahasia lebih lanjut. Siklus aksi-reaksi ini menciptakan spiral eskalasi di mana perang rahasia dan perang proksi saling mengintensifkan.

Keruntuhan JCPOA merupakan titik balik yang kritis. Penarikan diri AS, meskipun dimaksudkan untuk menekan Iran, pada akhirnya menjadi bumerang dengan menghilangkan semua batasan pada program nuklirnya dan memberdayakan kelompok garis keras di Teheran. Hal ini membuat Israel merasa bahwa opsi militer adalah satu-satunya yang tersisa, yang secara langsung membuka jalan bagi serangan besar-besaran pada tahun 2025.3 Dengan hilangnya pagar pembatas diplomatik, kedua negara berada di jalur tabrakan yang tak terhindarkan.


Bab 5: Dari Bayangan ke Tembakan Langsung - Era Baru Konfrontasi (2024-2025)

Selama beberapa dekade, konflik Iran-Israel diatur oleh aturan tak tertulis dari perang bayangan. Kedua belah pihak saling menyerang kepentingan dan proksi satu sama lain, namun dengan hati-hati menghindari serangan langsung ke wilayah kedaulatan masing-masing. Aturan-aturan ini runtuh pada periode 2024-2025, menandai transisi dari "perang proksi" menjadi "konfrontasi militer terbuka" 55 dan menjerumuskan Timur Tengah ke dalam fase konflik yang paling berbahaya hingga saat ini.

Aturan Tak Tertulis Telah Dilanggar

Pergeseran dramatis ini dipicu oleh serangkaian peristiwa eskalatif, yang sebagian besar merupakan dampak dari Perang Gaza 2023.1 Pemicu utamanya adalah serangan udara Israel pada April 2024 yang menargetkan kompleks konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa komandan senior IRGC.1 Ini diikuti oleh pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah di Teheran dan Beirut.2 Iran memandang serangan-serangan ini, terutama serangan terhadap misi diplomatiknya, sebagai serangan langsung terhadap kedaulatannya, yang memaksanya untuk memberikan respons langsung guna memulihkan pencegahan.75

Rentetan Serangan 2025: Realitas Militer Baru

Pada Juni 2025, Israel melancarkan kampanye udara pre-emptif besar-besaran terhadap Iran, yang diberi nama sandi "Operation Rising Lion".62 Tujuannya adalah untuk melumpuhkan program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman eksistensial.2 Operasi ini melibatkan ratusan jet tempur dan intelijen canggih, yang berhasil menewaskan para komandan tertinggi Iran, termasuk Kepala IRGC Jenderal Hossein Salami dan Kepala Staf Jenderal Mohammad Bagheri, serta sejumlah ilmuwan nuklir terkemuka.2

Iran membalas dengan kekuatan yang setara. Negara itu meluncurkan rentetan serangan besar-besaran yang melibatkan ratusan rudal balistik dan drone yang menargetkan kota-kota besar Israel seperti Tel Aviv dan Haifa.75 Serangan ini menunjukkan kemampuan serangan jarak jauh Iran yang signifikan dan berhasil menembus sistem pertahanan berlapis Israel yang terkenal, seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow.75 Akibatnya, rasa aman domestik Israel, yang telah lama menjadi kebanggaan nasional, hancur dalam semalam.75

Gelombang Kejut Geopolitik dan Intervensi AS

Konflik langsung ini mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia. Pasar energi global bergejolak dengan lonjakan harga minyak yang tajam dan kekhawatiran atas keamanan jalur pelayaran vital seperti Selat Hormuz.79

Konflik ini mencapai tingkat eskalasi baru yang berbahaya ketika Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Trump, melakukan intervensi secara langsung. Pesawat-pesawat pengebom siluman AS menyerang fasilitas nuklir utama Iran, termasuk situs Fordow yang terkubur jauh di dalam gunung, menggunakan amunisi khusus "penghancur bunker".82 Keterlibatan langsung AS ini mengubah konflik dari perang regional menjadi krisis internasional besar, memicu kekhawatiran akan kebakaran yang lebih luas yang dapat menarik kekuatan-kekuatan lain seperti Rusia dan Tiongkok, dan berpotensi memulai era Perang Dingin baru.55

Langkah menuju konfrontasi langsung ini menunjukkan kegagalan pencegahan dari kedua belah pihak. Selama bertahun-tahun, Iran dan Israel percaya bahwa mereka dapat mengelola konflik melalui proksi dan tindakan rahasia. Iran salah perhitungan bahwa Israel tidak akan mengambil risiko perang langsung, sementara Israel salah perhitungan bahwa pembunuhan bertarget dan sabotase tidak akan memprovokasi respons langsung dari Iran. Peristiwa tahun 2024-2025 menunjukkan bahwa keseimbangan yang rapuh dan berbahaya ini pada akhirnya tidak berkelanjutan, menciptakan tangga eskalasi klasik dimana kedua belah pihak merasa terpaksa untuk naik ke anak tangga berikutnya.

Selain itu, konflik langsung ini telah mengungkap keterbatasan strategi kedua negara. Strategi proksi Iran, meskipun efektif untuk konflik tingkat rendah, terbukti tidak mampu melindungi wilayah kedaulatan dan kepemimpinan tertingginya dari serangan militer konvensional. Di sisi lain, keunggulan teknologi dan militer Israel, meskipun tangguh, tidak dapat mencegah ratusan rudal menghantam tanah airnya, menghancurkan ilusi tak terkalahkannya dan mengungkapkan kerentanannya terhadap serangan skala massal.75 Ini menciptakan realitas strategis baru: kedua negara kini dapat saling menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diterima, sebuah karakteristik dari saling menghancurkan yang terjamin (mutually assured destruction), meskipun pada tingkat konvensional.


Bab 6: Kesimpulan - Pendorong, Dinamika, dan Trajektori Masa Depan

Sejarah hubungan Iran-Israel adalah sebuah narasi dramatis tentang pergeseran aliansi, transformasi ideologis, dan eskalasi strategis. Dari mitra rahasia di pinggiran dunia Arab menjadi musuh bebuyutan di ambang perang regional, lintasan mereka menawarkan wawasan mendalam tentang kekuatan yang membentuk Timur Tengah modern. Bab terakhir ini akan mensintesis analisis historis untuk memberikan penilaian tentang pendorong inti konflik dan kemungkinan masa depannya.

Ideologi vs. Geopolitik: Sebuah Penilaian Akhir

Konflik Iran-Israel bukanlah kasus sederhana antara ideologi melawan geopolitik; melainkan fusi berbahaya dari keduanya yang saling memperkuat.

Pendorong Ideologis: Pandangan dunia anti-Zionis dan anti-imperialis yang menjadi dasar Republik Islam memberikan konflik ini karakter yang keras dan tanpa kompromi. Ideologi ini membingkai keberadaan Israel sebagai sesuatu yang tidak sah, sehingga solusi diplomatik normal menjadi hampir mustahil.19 Bagi Teheran, perlawanan terhadap Israel adalah kewajiban agama dan revolusioner.

Pendorong Geopolitik: Pada intinya, ini juga merupakan perebutan hegemoni regional klasik antara dua negara non-Arab terkuat di Timur Tengah.28 Persaingan untuk mendapatkan pengaruh di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman adalah perebutan kekuasaan yang akan tetap ada bahkan tanpa bingkai ideologis.49 Bagi Israel, program nuklir Iran adalah ancaman strategis yang nyata terhadap keseimbangan kekuatan regional, terlepas dari retorika Teheran.89

Ideologi memberikan "mengapa"—pembenaran dan motivasi—sementara geopolitik memberikan "bagaimana" dan "di mana"—metode dan teater konflik. Ideologi revolusioner Iran memicu kompetisi geopolitiknya, membuatnya jauh lebih berbahaya dan sulit diselesaikan daripada persaingan kekuasaan standar.

Skenario Potensial untuk Masa Depan

Berdasarkan analisis historis dan dinamika saat ini, tiga skenario potensial muncul untuk masa depan konflik ini 90:

  1. Perang Regional Skala Penuh: Skenario paling berbahaya. Jika Iran merasa kelangsungan hidup rezimnya terancam dan sepenuhnya mengaktifkan "Poros Perlawanan"-nya (terutama Hizbullah), dan jika AS tetap terlibat secara langsung, konflik dapat dengan cepat meluas menjadi perang regional yang menghancurkan. Dampaknya akan bersifat katastropik, tidak hanya bagi Timur Tengah tetapi juga bagi ekonomi dan keamanan global melalui gangguan pasokan energi dan eskalasi yang melibatkan kekuatan besar lainnya.79

  2. De-eskalasi yang Rapuh dan Kembali ke Perang Bayangan: Setelah menyaksikan biaya yang sangat besar dari konfrontasi langsung, kedua belah pihak dapat mundur dari ambang perang. Ini bukanlah perdamaian, melainkan kembalinya ke status quo sebelum 2024, yaitu perang proksi, serangan siber, dan operasi rahasia. Keseimbangan ini akan tetap rapuh, dengan risiko eskalasi ulang yang konstan setiap kali garis merah dilanggar.92

  3. Diplomasi Paksa dan Kesepakatan Nuklir Baru: Kehancuran yang terjadi dan ancaman eskalasi lebih lanjut dapat memaksa kedua belah pihak, di bawah tekanan internasional yang kuat, untuk kembali ke meja perundingan. Bagi Israel dan AS, tujuannya adalah pembongkaran total program nuklir Iran. Bagi Iran, tujuannya adalah kelangsungan hidup rezim dan pencabutan sanksi. Meskipun sulit, ini tetap menjadi jalan keluar yang memungkinkan dari krisis.93

Hambatan dan Jalan Menuju De-eskalasi

Hambatan utama untuk de-eskalasi adalah ketidakpercayaan yang mendalam dan persepsi ancaman eksistensial di kedua sisi. Komitmen ideologis garis keras rezim Iran dan doktrin keamanan utama Israel menciptakan risiko "salah perhitungan strategis" yang tinggi.91 Tekanan politik domestik di kedua negara, serta tindakan kekuatan eksternal seperti AS, juga dapat menghambat upaya de-eskalasi.95 Konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut tetap menjadi bahan bakar yang konstan untuk api permusuhan.96

Jalan menuju de-eskalasi yang berkelanjutan akan membutuhkan pendekatan diplomatik multi-jalur. Ini harus mencakup penyelesaian masalah nuklir melalui perjanjian yang dapat diverifikasi, pembentukan garis merah yang jelas dan saluran komunikasi untuk mencegah eskalasi yang tidak disengaja, serta dialog keamanan regional yang melibatkan semua aktor utama untuk mengatasi dilema keamanan yang mendasari perang proksi.91

Konflik ini telah mencapai tahap "pencegahan konvensional" yang baru dan sangat tidak stabil, dimana kedua belah pihak kini telah menunjukkan kemampuan untuk saling menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diterima di tanah air masing-masing. Bagaimana kedua negara menginternalisasi realitas baru ini akan menentukan masa depan konflik. Lebih jauh lagi, lintasan akhir konflik mungkin akan ditentukan oleh politik internal sebanyak geopolitik eksternal. Biaya ekonomi dan manusia yang sangat besar dari perang skala penuh dapat menciptakan tekanan domestik yang signifikan pada rezim Iran, sementara konflik yang berlarut-larut dan mahal juga dapat mengubah dinamika politik di Israel. Stabilitas jangka panjang kedua rezim kini telah menjadi variabel dalam persamaan strategis, menjadikan konflik ini bukan lagi hanya urusan eksternal, tetapi juga memiliki implikasi internal yang mendalam bagi kedua negara. Zlamitan


Daftar Pustaka

  1. Iran–Israel relations - Wikipedia,  https://en.wikipedia.org/wiki/Iran%E2%80%93Israel_relations

  2. Sejarah Hubungan Iran dan Israel: Menjadi Rival Sejak 1979,  https://www.kompas.com/stori/read/2025/06/13/163000979/sejarah-hubungan-iran-dan-israel--menjadi-rival-sejak-1979

  3. Perang Iran Vs Israel: Awal Mula hingga Penyebab Berbalas Rudal - detikcom,  https://www.detik.com/kalimantan/berita/d-7976096/perang-iran-vs-israel-awal-mula-hingga-penyebab-berbalas-rudal

  4. Iran-Israel Saling Serang, Ternyata Dulu Sekutu Akur dan Mesra - CNBC Indonesia,  https://www.cnbcindonesia.com/news/20250614062500-4-640959/iran-israel-saling-serang-ternyata-dulu-sekutu-akur-dan-mesra

  5. Sejarah Hubungan Iran-Israel, Dulu Pernah Mesra - CNBC Indonesia,  https://www.cnbcindonesia.com/news/20250622144928-4-642912/sejarah-hubungan-iran-israel-dulu-pernah-mesra

  6. Permusuhan Iran dan Israel Hampir Setengah Abad, Begini Awal Mula Konflik Dua Negara Itu | tempo.co,  https://www.tempo.co/internasional/permusuhan-iran-dan-israel-hampir-setengah-abad-begini-awal-mula-konflik-dua-negara-itu--67486

  7. About: Iran–Israel relations - DBpedia,  https://dbpedia.org/page/Iran%E2%80%93Israel_relations

  8. Pahlavi and Israel: the old roots of a failed policy - Tehran Times,  https://www.tehrantimes.com/news/496386/Pahlavi-and-Israel-the-old-roots-of-a-failed-policy

  9. Hubungan Iran dengan Israel - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Iran_dengan_Israel

  10. Israel VS Iran: Shah's Persia To Ayatollah's Iran, How IDF's Enemy Was Born - CIA, Revolution Or... - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=Fq01f5t3qu0

  11. Iran and Israel's Covert Pragmatic Friendship - New Lines Magazine,  https://newlinesmag.com/argument/iran-and-israels-covert-pragmatic-friendship/

  12. BAB III SEJARAH BERDIRINYA HIZBULLAH A. Latar Belakang ...,  https://repository.uinib.ac.id/6117/4/BAB%20III.pdf

  13. 1982'den bugüne Hizbullah kronolojisi - Fikir Turu,  https://fikirturu.com/jeo-politika/1982den-bugune-hizbullah-kronolojisi/

  14. What Is Stuxnet? - Trellix,  https://www.trellix.com/security-awareness/ransomware/what-is-stuxnet/

  15. Stuxnet | EBSCO Research Starters,  https://www.ebsco.com/research-starters/computer-science/stuxnet

  16. Iran Nuclear Agreement: Overview | EBSCO Research Starters,  https://www.ebsco.com/research-starters/history/iran-nuclear-agreement-overview

  17. Joint Comprehensive Plan of Action - Wikipedia,  https://en.wikipedia.org/wiki/Joint_Comprehensive_Plan_of_Action

  18. Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) | Iran Nuclear Deal, Members, Snapback Sanctions, Barack Obama, & Donald Trump | Britannica,  https://www.britannica.com/topic/Joint-Comprehensive-Plan-of-Action

  19. Analisis Keamanan Timur Tengah: Eskalasi Konflik Israel-Iran - Retorika,  https://jurnal.kolibi.org/index.php/retorika/article/download/4233/4031/15552

  20. Aliansi pinggiran - Wikipédia,  https://jv.wikipedia.org/wiki/Aliansi_pinggiran

  21. Aliansi pinggiran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  https://id.wikipedia.org/wiki/Aliansi_pinggiran

  22. Pasang Surut Hubungan Iran dengan Israel, dari Sekutu Jadi Musuh Abadi - NTBSatu,  https://ntbsatu.com/2025/06/21/pasang-surut-hubungan-iran-dengan-israel-dari-sekutu-jadi-musuh-abadi.html

  23. Historical Documents - Office of the Historian,  https://history.state.gov/historicaldocuments/frus1969-76v27/d131

  24. The unwritten history of Israel's alliance with the Shah's dictatorship ...,  https://www.972mag.com/israel-shah-iran-dictatorship/

  25. Hubungan Iran-Israel Sebelum dan Sesudah Berdiri Republik Islam Iran - detikcom,  https://www.detik.com/jabar/berita/d-7294526/hubungan-iran-israel-sebelum-dan-sesudah-berdiri-republik-islam-iran

  26. Ayatollah Khomeini's Approach to the Palestinian-Israeli Conflict and its Longstanding Ramifications - ICT,  https://ict.org.il/ayatollah-khomeinis-approach-to-the-palestinian-israeli-conflict-and-its-longstanding-ramifications/

  27. Iran's Unwavering Israel-Hatred - Begin-Sadat Center for Strategic Studies,  https://besacenter.org/iran-israel-hatred/

  28. Iran-Israel: Dendam Ideologis dan Pertarungan Hegemoni Regional - TIMES Jakarta,  https://jakarta.times.co.id/news/kopi-times-opini/5EDNWC8nM/Iran-Israel-Dendam-Ideologis-dan-PertarunganHegemoni-Regional

  29. Iran's revolution, 40 years on: Israel's reverse periphery doctrine,  https://www.brookings.edu/articles/irans-revolution-40-years-on-israels-reverse-periphery-doctrine/

  30. Bertahanlah Iran, Seperti Ujian Zaman - detikNews,  https://news.detik.com/kolom/d-7975563/bertahanlah-iran-seperti-ujian-zaman

  31. Awal Putus Hubungan Iran & Israel, Dulu Sekutu Dekat Kini Musuh Bebuyutan | KILAS PERISTIWA - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=mKPCxmgFnD4

  32. Sejarah Perlawanan Iran Terhadap Israel - Kompasiana.com,  https://www.kompasiana.com/arisrasyidsetiadi2134/6857978fc925c4298437c952/sejarah-perlawanan-iran-terhadap-israel

  33. The Regime in Its Own Words | Christians United for Israel,  https://cufi.org/issue/the-regime-in-its-own-words/

  34. Major quotes of Imam Khomeini on Palestine,  http://qodsna.com/en/351662/Major-quotes-of-Imam-Khomeini-on-Palestine

  35. Khomeinism - UANI,  https://www.unitedagainstnucleariran.com/khomeinism

  36. Khomeini: "We Shall Confront the World with Our Ideology" - MERIP,  https://merip.org/1980/06/khomeini-we-shall-confront-the-world-with-our-ideology/

  37. Jalal Al-e-Ahmed and the Garden of Zion - I - The Friday Times,  https://thefridaytimes.com/18-Oct-2019/jalal-al-e-ahmed-and-the-garden-of-zion-i

  38. Sosialisme Islam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme_Islam

  39. status quo konflik iran-israel - Rumah Jurnal Fakultas Adab dan Humaniora UIN IB,  https://www.rjfahuinib.org/index.php/tabuah/article/download/213/193/928

  40. Perang Proksi Iran: Serang Israel Tanpa Turun Tangan Langsung! - YouTube,  https://www.youtube.com/shorts/TD-CZqXSeY4

  41. Bagaimana Sejarahnya Lebanon Berkembang Jadi Negara Rapuh – DW – 01.10.2024,  https://www.dw.com/id/bagaimana-sejarah-lebanon-berkembang-jadi-negara-rapuh/a-70371220

  42. 9 Alasan Iran Mendanai Hizbullah di Lebanon - SINDOnews.com,  https://international.sindonews.com/read/1482271/43/9-alasan-iran-mendanai-hizbullah-di-lebanon-1730524317

  43. Iran, Hamas, and Islamic Jihad: A marriage of convenience | ECFR,  https://ecfr.eu/article/iran-hamas-and-islamic-jihad-a-marriage-of-convenience/

  44. Iranian support for Hamas - Wikipedia,  https://en.wikipedia.org/wiki/Iranian_support_for_Hamas

  45. The Hamas-Iran Relationship | The Washington Institute,  https://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/hamas-iran-relationship

  46. Iran's Policy on the Gaza Strip - INSS,  https://www.inss.org.il/wp-content/uploads/2018/01/GazaCrisis_ENG-151-157.pdf

  47. Iran, Hamas & Palestinian Islamic Jihad | Wilson Center,  https://gbv.wilsoncenter.org/article/iran-hamas-and-palestinian-islamic-jihad

  48. Di Balik Perang Israel-Iran: Mengapa Khamenei Jadi Buruan Dunia? - CNBC Indonesia,  https://www.cnbcindonesia.com/research/20250619151308-128-642332/di-balik-perang-israel-iran-mengapa-khamenei-jadi-buruan-dunia

  49. Keterlibatan Amerika Serikat dan Iran dalam Konflik Di Suriah Pasca Arab Spring,  https://jurnal.uinsyahada.ac.id/index.php/TZ/article/download/4534/3068

  50. Keterlibatan Iran di Suriah : Babak baru Revitalisasi Pengaruh Iran Pasca hengkangya Amerika Serikat dari Suriah - Perpustakaan Universitas Peradaban,  https://opac.peradaban.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=1014&bid=7793

  51. Intervensi Iran dalam Perang Saudara Suriah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  https://id.wikipedia.org/wiki/Intervensi_Iran_dalam_Perang_Saudara_Suriah

  52. Peran Iran dalam Perang Suriah – DW – 19.02.2013,  https://www.dw.com/id/peran-iran-dalam-perang-suriah/a-16610186

  53. Israel Tak Bisa Menang di Iran Tanpa Bantuan AS, Ini Buktinya - CNBC Indonesia,  https://www.cnbcindonesia.com/news/20250618120951-4-641939/israel-tak-bisa-menang-di-iran-tanpa-bantuan-as-ini-buktinya

  54. Motif Serangan Militer Israel dalam Perang Sipil Suriah - Repository ...,  https://repository.unair.ac.id/68070/1/Fis.HI.90.17%20.%20Abd.m%20-%20JURNAL.pdf

  55. Serangan AS ke Iran Ubah Perang Proksi Jadi Konfrontasi Terbuka - KOMPAS.com,  https://nasional.kompas.com/read/2025/06/22/14144391/serangan-as-ke-iran-ubah-perang-proksi-jadi-konfrontasi-terbuka

  56. Prolog Proxy War dan Kontestasi Negara-negara Timur Tengah - DPR RI,  https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/buku_tim/buku-tim-public-102.pdf

  57. Konflik proksi Iran–Arab Saudi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_proksi_Iran%E2%80%93Arab_Saudi

  58. Nuclear program of Iran - Wikipedia,  https://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_program_of_Iran

  59. Timeline: Iran's Nuclear Program - The Cairo Review of Global Affairs,  https://www.thecairoreview.com/wp-content/uploads/2014/12/CR10_Timeline.pdf

  60. SECTION 1: Background and Status of Iran's Nuclear Program | Arms Control Association,  https://www.armscontrol.org/research-reports/2014-06/section-1-background-status-irans-nuclear-program

  61. IAEA Investigations of Iran's Nuclear Activities | Arms Control Association,  https://www.armscontrol.org/factsheets/iaea-investigations-irans-nuclear-activities

  62. Assessing the Legality of Israel's Action Against Iran Under International Law,  https://lieber.westpoint.edu/assessing-legality-israels-action-iran-international-law/

  63. Stuxnet Definition & Explanation - Kaspersky,  https://www.kaspersky.com/resource-center/definitions/what-is-stuxnet

  64. What to know about the 3 Iranian nuclear sites that were hit by U.S. strikes - PBS,  https://www.pbs.org/newshour/world/what-to-know-about-the-3-iranian-nuclear-sites-that-were-hit-by-u-s-strikes

  65. Top Iranian Nuclear Scientists Killed By Secret Israeli Weapon: Report - The War Zone,  https://www.twz.com/news-features/top-iranian-scientists-killed-by-secret-weapon-report

  66. Israel kills nuclear scientists, strikes sites in Iran: Who did it target? - Al Jazeera,  https://www.aljazeera.com/news/2025/6/13/israel-kills-nuclear-scientists-strikes-sites-in-iran-who-did-it-target

  67. Assassinations of Iranian nuclear scientists - Wikipedia,  https://en.wikipedia.org/wiki/Assassinations_of_Iranian_nuclear_scientists

  68. The Kill Truck: How A Parked Car Killed Iran's Nuclear Program Mastermind - NDTV,  https://www.ndtv.com/world-news/with-abbasi-gone-a-chilling-echo-of-2020-how-mohsen-fakhrizadeh-was-killed-8696495

  69. Israel's spy agency used AI and smuggled-in drones to prepare attack on Iran,  https://apnews.com/article/mossad-iran-israel-weapons-missiles-a504ee31c70857c8d86a0d066997e344

  70. By fusing intelligence and special operations, Israel's strikes on Iran are a lesson in strategic surprise - Atlantic Council,  https://www.atlanticcouncil.org/blogs/new-atlanticist/by-fusing-intelligence-and-special-operations-israels-strikes-on-iran-are-a-lesson-in-strategic-surprise/

  71. What is the status of Iran's nuclear programme and the JCPOA?,  https://commonslibrary.parliament.uk/research-briefings/cbp-9870/

  72. Analysis of IAEA Iran Verification and Monitoring Report — May 2025,  https://isis-online.org/uploads/isis-reports/documents/Analysis_of_May_2025_IAEA_Iran_Verification_Report_FINAL.pdf

  73. Konflik Iran-Israel 2025: Penyebab, perkembangan, dan risiko ke ...,  https://www.antaranews.com/berita/4905225/konflik-iran-israel-2025-penyebab-perkembangan-dan-risiko-ke-depan

  74. AS Mulai Memasuki Gelanggang Peperangan Iran-Israel, Timur Tengah Mendidih, Perang Dunia ke-3 Mendekat? - Kompasiana.com,  https://www.kompasiana.com/fery50973/6857722e34777c2e2c28a7a2/as-mulai-memasuki-gelanggang-peperangan-iran-israel-perang-dunia-ke-3-mendekat?page=all

  75. 15 Alasan Mimpi Negara Aman Israel Hancur Seketika karena ...,  https://international.sindonews.com/read/1581595/43/15-alasan-mimpi-negara-aman-israel-hancur-seketika-karena-serangan-iran-1750219583

  76. Menilik Sejarah Permusuhan Israel vs Iran - Global - Page 2 - Bloomberg Technoz,  https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/74023/menilik-sejarah-permusuhan-israel-vs-iran/2

  77. Israeli Major Cities Haunted by Iranian 'Bundir' Drones, Continuous Attacks - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=MV8A9SGT2jQ

  78. Ledakan 3 Situs Nuklir, Teheran Murka Bunuh Warga AS, 2 Kota Israel Terbakar - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=W8PlnJFJ4T4

  79. Konflik Iran-Israel boleh jejaskan dunia termasuk Malaysia – Khaled - Sinar Harian,  https://www.sinarharian.com.my/article/734856/berita/nasional/konflik-iran-israel-boleh-jejaskan-dunia-termasuk-malaysia-ndash-khaled-nordin

  80. Global energy threat: Iran-Israel conflict could disrupt fifth of supplies - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=NAAY4L_qo_A

  81. Investor Mulai Menimbang Skenario Terburuk Perang Iran-Israel - Kontan Internasional,  https://internasional.kontan.co.id/news/investor-mulai-menimbang-skenario-terburuk-perang-iran-israel

  82. What to know about the U.S. military's intervention in the Israel-Iran war | PBS News,  https://www.pbs.org/newshour/world/what-to-know-about-the-u-s-militarys-intervention-in-the-israel-iran-war

  83. U.S. inserts itself into Israel's war with Iran, striking 3 Iranian nuclear sites - Star Tribune,  https://www.startribune.com/us-strikes-3-iranian-nuclear-sites-inserting-itself-into-israels-war-with-iran/601377305

  84. Apa Opsi Balasan Iran setelah AS Menyerang 3 Fasilitas Nuklirnya? - Tempo.co,  https://www.tempo.co/internasional/apa-opsi-balasan-iran-setelah-as-menyerang-3-fasilitas-nuklirnya--1775476

  85. Iran Langsung Nyatakan Perang Usai Dibom oleh AS! - YouTube,  https://www.youtube.com/watch?v=Z0YvdewdfO0

  86. Pakar Keamanan Internasional UMY: Konflik Iran–Israel Bisa Seret Dunia Kembali ke Era Perang Dingin,  https://www.umy.ac.id/pakar-keamanan-internasional-umy-konflik-iran-israel-bisa-seret-dunia-kembali-ke-era-perang-dingin

  87. Iran vs Israel: Konflik Regional, Palestina, dan Tanggung Jawab Kemanusiaan Kita,  https://www.iainpare.ac.id/blog/opini-5/iran-vs-israel-konflik-regional-palestina-dan-tanggung-jawab-kemanusiaan-kita-4618

  88. DAMPAK KETERLIBATAN IRAN DALAM PROXY WAR YAMAN MELALUI KELOMPOK HOUTHI TERHADAP INSTABILITAS REGIONAL PADA TAHUN 2015-2020,  https://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/GIJ/article/download/2620/862/

  89. Konflik Iran vs 'Israel': Antara Nuklir dan Geopolitik - Hidayatullah.com,  https://hidayatullah.com/none/2025/06/18/295983/konflik-iran-vs-israel-antara-nuklir-dan-geopolitik.html

  90. OPINI: Tiga skenario potensial perang Israel-Iran - Gaza Media,  https://gazamedia.net/opini-tiga-skenario-potensial-perang-israel-iran/

  91. Perang Iran–Israel: Ancaman Strategic Miscalculation dan Potensi Tragedi Global,  https://www.suarapemredkalbar.com/read/potret/22062025/perang-iranisrael-ancaman-strategic-miscalculation-dan-potensi-tragedi-global

  92. From Diplomacy to Military Force: The Future of Iran's Nuclear Program,  https://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/diplomacy-military-force-future-irans-nuclear-program

  93. Israel said pressing for swift action on Iran's Fordo nuclear site, may act without US,  https://www.timesofisrael.com/israel-said-pressing-for-swift-action-on-irans-fordo-nuclear-site-may-act-without-us/

  94. Konflik Iran - Israel, Akankah Berakhir dengan Perang Nuklir? - SINDOscope,  https://scope.sindonews.com/artikel/613/konflik--iran--israel-akankah-berakhir-dengan-perang-nuklir

  95. Hasan Nasbi Ungkap Sikap Prabowo soal Konflik Iran-Israel, Sebut Pemerintah Konsisten Kecam Agresi - Kompas.tv,  https://www.kompas.tv/internasional/599807/hasan-nasbi-ungkap-sikap-prabowo-soal-konflik-iran-israel-sebut-pemerintah-konsisten-kecam-agresi

  96. Disaat Semua Mata Tertuju Konflik Israel-Iran, Warga Gaza Terus Menahan Bombardir - INH,  https://inh.or.id/news/1707/disaat-semua-mata-tertuju-konflik-israel-iran-warga-gaza-terus-menahan-bombardir

  97. Semua tertuju konflik Israel-Iran, warga Gaza terus menahan bombardir - Antaranews,  https://www.antaranews.com/berita/4910693/semua-tertuju-konflik-israel-iran-warga-gaza-terus-menahan-bombardir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menempa Akal untuk Mengubah Dunia dengan Panduan Berpikir Kritis ala Madilog

Pendahuluan: Lahirnya Sebuah Alat Berpikir Pada pertengahan tahun 1942, di tengah suasana politik yang membara di bawah pendudukan Jepang, seorang buronan revolusioner bernama Tan Malaka memulai sebuah proyek intelektual yang ambisius. Dalam kesendirian dan persembunyiannya di Rawajati, Jakarta, ia merenungkan sebuah pertanyaan mendasar: dari mana seorang pejuang harus memulai? Di tengah gegap gempita perubahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, ia tidak memilih menulis pamflet politik yang membakar, melainkan memutuskan untuk menempa sebuah senjata yang lebih fundamental: sebuah cara berpikir. Buku yang lahir dari perenungan ini, Madilog , bukanlah sekadar kumpulan gagasan, melainkan sebuah cetak biru untuk merombak fondasi intelektual bangsanya. Pendahuluan buku ini adalah jendela untuk memahami urgensi, kondisi, dan tujuan dari kelahiran mahakarya tersebut. Di Bawah Bayang-Bayang Samurai sebagai Sebuah Titik Mula Untuk memahami mengapa Madilog ditulis, kita harus terlebih dahulu mem...

Dialektika Filsafat Hukum, Konstitusi, dan Tantangan Peningkatan Kualitas Demokrasi Indonesia

Dialektika Filsafat Hukum, Konstitusi, dan Tantangan Peningkatan Kualitas Demokrasi Indonesia Dalam kancah kehidupan bernegara, hukum acapkali hadir sebagai entitas yang paradoks. ia adalah cita-cita luhur keadilan yang terukir dalam konstitusi, namun pada saat yang sama, ia juga merupakan realitas pragmatis yang beradaptasi dengan dinamika sosial-politik yang tak terduga. Di Indonesia, sebuah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman dan gejolak, hukum seringkali terasa "mengawang" di tengah idealisme normatif, tetapi kemudian "membumi" dalam praktik penegakan yang sarat kepentingan dan interpretasi. Fenomena ini menciptakan ketegangan abadi antara norma yang seharusnya dan fakta yang senyatanya, sebuah dialektika yang menuntut pemahaman mendalam melampaui sekadar teks perundang-undangan. Esai ini hadir untuk menjembatani jurang antara idealisme filosofis dan realitas konstitusional di Indonesia, sebuah upaya untuk mengurai benang kusut yang melingkupi berbagai i...

Membaca Ulang Peta Pemikiran Karl Marx di Era Digital

Ada hantu bergentayangan di nusantara—hantu Marxisme . Selama lebih dari tiga dekade, hantu ini tidak sekadar menakut-nakuti; ia menjadi justifikasi bagi tumpahnya darah, air mata, dan pedih yang tak terperi . Siapapun yang "dipertautkan" dengannya, atau sekadar "dipersangkakan" sebagai pengikutnya, harus menanggung akibat yang mengerikan . Pelarangan total atas ajaran Komunisme, Marxisme, dan Leninisme sejak 1965 ( TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 ) bukan hanya sebuah kebijakan politik, melainkan operasi ideologis berskala masif untuk menciptakan lobotomi intelektual . Akibatnya, seperti yang disiratkan dalam pengantar buku Andi Muawiyah Ramly, Peta Pemikiran Karl Marx , pemikiran sosial kita menjadi tumpul dan kering . Kita kehilangan mitra dialog yang tajam, sebuah cermin kritis untuk menguji ideologi-ideologi lain yang hidup di republik ini . Maka, mengabaikan pemikiran Karl Marx, dalam konteks ini, bukan lagi pilihan, melainkan sebuah "kecelakaan ilmiah"...