Laporan ini menyajikan analisis mendalam mengenai dua figur publik terkemuka di Indonesia, dr. Tifa (Tifauzia Tyassuma) dan Dr.Eng. Rismon H. Sianipar. Kedua individu ini telah menarik perhatian publik melalui latar belakang keilmuan mereka yang kuat serta keterlibatan aktif dalam isu-isu kontroversial, khususnya terkait dugaan keaslian dokumen penting. Laporan ini akan menguraikan latar belakang pribadi, rekam jejak pendidikan, kiprah profesional, keilmuan, serta peran mereka dalam isu-isu publik yang relevan, disajikan dalam dua bagian terpisah untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan terstruktur.
Bagian I: Profil dr. Tifa (Tifauzia Tyassuma)
1. Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Dr. Tifa, yang memiliki nama lengkap Tifauzia Tyassuma, adalah seorang profesional medis dengan latar belakang pendidikan yang solid dari institusi terkemuka di Indonesia. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.1 Setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya, ia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dan berhasil meraih gelar Ph.D. di bidang Molecular Epidemiology dari Universitas Indonesia (UI).1 Selain itu, catatan menunjukkan bahwa ia juga pernah menempuh pendidikan di Pusat Pengetahuan Layanan Kesehatan di Norwegia, memperluas wawasan dan keahliannya di kancah internasional.3
Namun, perjalanan akademis Dr. Tifa tidak luput dari kontroversi. Ia pernah secara publik mengklaim telah meraih gelar doktor filsafat dari Sekolah Filsafat Driyarkara.5 Klaim ini kemudian menjadi subjek perdebatan setelah pihak Sekolah Filsafat Driyarkara mengeluarkan surat keterangan resmi pada 10 Oktober 2022 yang membantah pemberian gelar doktor kepada Dr. Tifa.5 Menurut keterangan kampus, ia hanya pernah mengikuti program Matrikulasi Filsafat Tahun Akademik 2018/2019, namun tidak menyelesaikannya karena tidak memenuhi syarat kelulusan, yaitu tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para dosen.5 Fakta ini pertama kali diungkapkan oleh Prastowo Yustinus, yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD), pada 15 September 2023.5
Keberadaan gelar pendidikan formal dari UGM dan UI menunjukkan basis akademik yang kuat bagi Dr. Tifa. Namun, kontroversi seputar klaim gelar doktor dari STF Driyarkara yang kemudian dibantah secara resmi oleh pihak kampus dan alumninya merupakan poin krusial dalam profilnya. Pertentangan publik yang signifikan mengenai kredibilitas akademiknya ini mengindikasikan potensi adanya ketidaksesuaian antara representasi publik Dr. Tifa mengenai kualifikasinya dan catatan yang terverifikasi. Hal ini penting untuk dicatat karena dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap klaim-klaim yang ia sampaikan, terutama dalam isu-isu kontroversial. Meskipun memiliki latar belakang medis yang solid, aspek dari presentasi diri akademisnya telah dipertanyakan secara terbuka, yang dapat memengaruhi bagaimana otoritasnya dalam berbagai diskusi publik dipandang.
Berikut adalah ringkasan riwayat pendidikan dan jabatan utama dr. Tifa:
Tabel 1: Riwayat Pendidikan dan Jabatan Utama dr. Tifa
2. Kiprah Profesional dan Keilmuan
Dalam perjalanan profesionalnya, Dr. Tifa telah memegang beberapa posisi penting yang mencerminkan keahliannya di bidang kesehatan dan epidemiologi. Sejak tahun 2017, ia menjabat sebagai Presiden Ahlina Institute yang berlokasi di Jakarta.1 Lembaga ini memiliki fokus utama pada literasi kesehatan, nutrisi, dan neurosains spiritual di Indonesia.3 Sebelum memimpin Ahlina Institute, ia pernah menjabat sebagai Executive Director di Center for Clinical Epidemiology & Evidence RSCM Jakarta, posisi yang diembannya sejak tahun 2009.2 Selain itu, ia juga aktif dalam jaringan profesional sebagai Sekretaris Jenderal untuk Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network sejak tahun 2010.2
Dr. Tifa dikenal sebagai seorang dokter, ahli saraf nutrisi, ahli epidemiologi molekuler, dan praktisi makanan kesehatan.2 Fokus keilmuannya secara spesifik mencakup epidemiologi klinis dan neurosains nutrisi.3 Sebagai seorang penulis, ia telah menelurkan dua karya buku yang berjudul "Body Revolution" dan "Nutrisi Surgawi," menunjukkan kontribusinya dalam literasi kesehatan melalui media tulisan.2
Jabatan Dr. Tifa sebagai Presiden Ahlina Institute, dengan fokusnya pada "literasi kesehatan, nutrisi, dan neurosains spiritual," menunjukkan pendekatan yang lebih holistik dan interdisipliner terhadap kesehatan, melampaui praktik medis konvensional.3 Peran sebelumnya dalam epidemiologi klinis dan keterlibatannya dalam diskusi kebijakan publik, seperti pandangannya tentang program "Makan Bergizi Gratis," mengindikasikan kecenderungan yang kuat terhadap advokasi kesehatan masyarakat dan kritik kebijakan.6 Hal ini menunjukkan bahwa ia melihat perannya tidak hanya sebagai profesional medis tetapi juga sebagai seorang intelektual publik yang berupaya mempengaruhi diskursus dan kebijakan kesehatan. Pendekatan ini menggarisbawahi bagaimana keahlian medisnya diintegrasikan dengan aktivisme sosial, memungkinkan ia untuk berkontribusi pada wacana kesehatan masyarakat dari berbagai sudut pandang.
3. Peran dalam Isu Publik dan Kontroversi
Dr. Tifa sangat aktif di berbagai platform media sosial, menjadikannya sarana utama untuk menyuarakan pandangannya dan terlibat dalam isu-isu publik. Ia memiliki akun Twitter (@DokterTifa) yang kerap digunakan untuk melontarkan kritik terhadap isu publik dan tokoh politik.2 Selain itu, ia juga aktif di Instagram (@tifauziatyassuma) dengan mengunggah video tentang kesehatan, dan memiliki akun Facebook (Tifauzia Tyassuma).2
Salah satu kontroversi yang paling menonjol yang melibatkan Dr. Tifa adalah terkait keaslian ijazah pejabat publik. Ia secara terbuka menyoroti ijazah Gibran Rakabuming Raka dari Insearch UTS, menduga bahwa itu hanyalah program kursus yang setara dengan D1, bukan gelar sarjana (S1).2 Ia menantang Gibran untuk menunjukkan ijazah kursusnya dan menganalisis bahwa istilah "Wisudawan" dalam konteks Insearch UTS merujuk pada penerima sertifikat kursus, bukan ijazah Bachelor/Sarjana UTS.2
Lebih lanjut, Dr. Tifa dikenal luas oleh masyarakat karena konsisten menyoroti keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta Ganjar Pranowo.2 Dalam analisisnya, ia mengklaim menggunakan "domain ilmu kedokteran" untuk mengevaluasi foto wisuda Jokowi, dan menyatakan bahwa kemiripan foto tersebut lebih dekat dengan Dumatno Budi Utomo, sepupu Jokowi.7 Meskipun Bareskrim Polri telah menyatakan ijazah Jokowi asli berdasarkan hasil uji forensik, Dr. Tifa tetap gigih mempertanyakan keaslian map ijazah Jokowi.8 Ia terus menyuarakan adanya "data mencurigakan" dan menyoroti fakta bahwa ijazah sarjana muda Jokowi belum pernah ditunjukkan secara resmi, meskipun UGM telah membantah tuduhan tersebut dan menyatakan Jokowi adalah lulusan S1 Fakultas Kehutanan yang sah.10
Keterlibatannya dalam isu ini menyebabkan ia dipanggil dan diperiksa oleh Polda Metro Jaya terkait dugaan penghasutan dan penyebaran berita bohong soal ijazah Jokowi.11 Selama pemeriksaan, ia diberikan 68 pertanyaan namun secara tegas menantang penyidik untuk menunjukkan ijazah asli Jokowi sebagai dasar klarifikasi, dengan argumen bahwa ia sebagai terlapor memiliki hak untuk melihatnya.11 Dr. Tifa juga menunjukkan upaya mobilisasi publik dengan mengajak pendukungnya untuk hadir dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya.14
Dr. Tifa juga diketahui berkolaborasi dengan figur-figur lain dalam menyuarakan isu-isu ini. Ia dilaporkan ke polisi bersama dengan Roy Suryo dan Rismon Sianipar terkait tuduhan ijazah palsu Jokowi.15 Menariknya, ia justru memuji pelaporan tersebut, melihatnya sebagai kesempatan untuk menagih janji Jokowi untuk menunjukkan ijazahnya di pengadilan.15 Upaya kolektif mereka dalam menyuarakan isu ijazah ini juga didukung oleh peneliti politik senior Profesor Ikrar Nusa Bhakti.16 Akibat aktivitas ini, mereka menghadapi laporan hukum berdasarkan Pasal 310 (pencemaran nama baik dan penghinaan) dan Pasal 311 KUHP (pencemaran nama baik), serta Pasal 27a, Pasal 32, dan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).16 Dr. Tifa, Rismon Sianipar, dan Rizal Fadhillah juga diketahui sering membahas "isu yang sama," menunjukkan adanya koordinasi atau kesamaan pandangan dalam isu-isu publik.17
Selain isu ijazah, Dr. Tifa juga mengkritik kebijakan publik lainnya. Misalnya, ia mengkritik program "Makan Bergizi Gratis," menawarkan perspektifnya tentang bagaimana alokasi dana Rp 10 ribu per hari bisa efektif untuk meningkatkan gizi anak sekolah jika diterapkan dengan cara yang tepat, sekaligus menyoroti potensi korupsi dalam program yang ada.6 Ia juga secara publik menyatakan kekhawatiran tentang kondisi kesehatan Presiden Jokowi, menduga ia menderita "Autoimmune Systemic." Ia bahkan menyarankan terapi nutrisi spesifik (Vitamin D3, Omega 3, Magnesium glycinate, Probiotik) dan mengungkapkan kesedihan karena merasa dikriminalisasi padahal ingin membantu.18
Keterlibatan Dr. Tifa yang konsisten dalam kontroversi profil tinggi, khususnya mengenai keaslian ijazah tokoh publik, menunjukkan pola penggunaan platformnya (media sosial, pernyataan publik) dan klaim "koridor ilmiah" untuk menantang narasi resmi.2 Kesediaannya menghadapi konsekuensi hukum dan memobilisasi dukungan publik mengindikasikan komitmen mendalam terhadap perjuangannya, bahkan ketika dihadapkan pada bantahan resmi.11 Aliansi dengan Rismon Sianipar dan Roy Suryo menunjukkan upaya terkoordinasi untuk memperkuat kritik-kritik ini.15 Fenomena ini menyoroti tren yang lebih luas di mana individu dengan latar belakang akademis terlibat dalam aktivisme publik, mengaburkan batas antara diskursus ilmiah, komentar politik, dan pengawasan publik, yang sering kali berujung pada tantangan hukum dan perdebatan publik yang intens. Perlu diperhatikan bahwa, meskipun ia mengklaim keahlian ilmiah, materi yang tersedia tidak secara spesifik mencantumkan publikasi ilmiah peer-reviewed oleh Dr. Tifa dalam jurnal-jurnal akademis.19 Hal ini menunjukkan bahwa mode utama penyebaran pandangan "ilmiahnya" adalah melalui platform publik dan buku, yang dapat memengaruhi bagaimana klaim-klaimnya dipersepsikan, terutama dalam kontroversi publik.
Bagian II: Profil Dr.Eng. Rismon H. Sianipar
1. Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Dr.Eng. Rismon Hasiholan Sianipar lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada tanggal 25 April 1977.20 Setelah menyelesaikan pendidikan di SMAN-3 Pematang Siantar pada tahun 1994, ia kemudian merantau ke kota Yogyakarta untuk melanjutkan studi.20
Rismon Sianipar memiliki riwayat pendidikan yang sangat kuat dan terfokus pada bidang teknik elektro dan komputasi. Ia menamatkan pendidikan Sarjana Teknik (S.T.) Elektro di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1998, dengan tesis yang berfokus pada simulasi teknik kendali optimal untuk mengendalikan batang kendali reaktor nuklir.20 Melanjutkan studi di UGM, ia meraih gelar Magister Teknik (M.T.) Elektro pada tahun 2000, dengan tesis mengenai kapabilitas resolusi metode estimasi spektral daya pada isyarat stasioner dan non-stasioner.20 Pada tahun 2003, Rismon mendapatkan beasiswa bergengsi Monbukagakusho dari pemerintah Jepang, yang memungkinkannya melanjutkan pendidikan di luar negeri.20 Ia kemudian menempuh pendidikan di Graduate School of Science and Engineering Yamaguchi University Jepang, di mana ia berhasil meraih gelar Master of Engineering (M.Eng) pada tahun 2006 dan Doctor of Engineering (Dr.Eng) pada tahun 2008.20 Tesis M.Eng-nya membahas pembangkitan kunci 4096-bit kriptografi kurva eliptik yang diimplementasikan untuk mengamankan basis data Oracle. Sementara itu, disertasi Dr.Eng-nya berfokus pada implementasi kriptografi kurva eliptik berbasis reaksi-difusi stokastik dalam pengamanan data 2D dan 3D.20
Perjalanan akademik Rismon, dari Teknik Elektro di UGM hingga gelar lanjutan di Jepang dengan fokus pada kriptografi, kriptografi kurva eliptik, dan reaksi-difusi stokastik, menunjukkan keahlian yang mendalam dan sangat terspesialisasi dalam bidang teknologi tinggi yang kompleks.20 Fondasi yang kuat ini sangat penting untuk perannya di kemudian hari dalam forensik digital dan kriptanalisis. Beasiswa Monbukagakusho lebih lanjut memvalidasi keunggulan akademisnya dan pengakuan internasional di bidangnya, membangun dasar yang kokoh untuk keilmuannya. Ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang akademisi, tetapi seorang peneliti yang diakui secara global dalam bidang yang sangat teknis dan relevan dengan keamanan siber modern.
2. Kiprah Profesional dan Keilmuan
Dr.Eng. Rismon Sianipar dikenal sebagai seorang akademisi, konsultan, penulis, programer, dan kriptanalis.20 Ia merupakan mantan dosen Universitas Mataram.22 Ia secara luas diakui sebagai ahli forensik digital.21 Keahlian intinya meliputi pemrograman, keamanan data, serta pemrosesan sinyal dan citra digital. Ia juga merupakan seorang praktisi dan kriptolog yang memberikan kontribusi signifikan dalam analisis kripto untuk tujuan forensik digital.22
Dalam pengalaman profesionalnya, dari tahun 2008 hingga 2014, ia bekerja sama dengan sejumlah institusi riset di Jepang. Objektif utamanya adalah melakukan proses kriptanalisis terhadap kode-kode tersandi.20 Hingga saat ini, ia masih aktif menangani berbagai kasus keamanan basis data dan kriptanalisis untuk banyak perusahaan.20 Ia juga memiliki pengalaman pascadoktoral di Miike Laboratory, Yamaguchi University (2008-2010), dengan fokus kajian utama pada "Forensic Analysis: Authentication and Integrity of Video Content".20
Rismon sangat produktif dalam publikasi. Ia telah mengantongi sejumlah paten di Jepang, termasuk satu yang dipublikasikan dengan nomor registrasi 2008-009549.20 Paten ini terkait dengan penelitiannya yang menggabungkan tapis tak-linier SR-FHN dengan kriptosistem ECC 4096-bit untuk menekan derau pada citra/video digital dan mempertahankan otentikasinya.20 Ia juga menghasilkan banyak artikel ilmiah di tingkat nasional dan internasional, serta puluhan buku yang telah diterbitkan secara nasional.20 Karya-karya bukunya mencakup beragam topik teknis seperti Pemrosesan Sinyal dan Filter Digital, Pemrosesan Citra Digital, Java untuk Kriptografi, serta buku-buku pemrograman (Java, Python, C, Visual Basic, C#.NET) dan pemrograman internet (JQuery, Ajax, PHP/MySQL, XHTML, CSS, JavaScript, DHTML, MySQL Query).20
Salah satu kontribusi pentingnya adalah pengembangan aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan analisis sinyal, citra, dan video digital, baik untuk kepentingan penelitian maupun komersial, menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti MATLAB, VB.NET, C#.NET, dan Java.20 Ia mengembangkan GUI Pemrosesan Sinyal, Citra, dan Video Digital, yang dirancang sebagai perangkat laboratorium, alat bantu riset, dan penunjang materi perkuliahan.20 Pembaruan pada GUI ini pada tahun 2017 dipicu oleh kasus Jessica Kumala Wongso, di mana ia menyadari ketergantungan penegakan hukum di Indonesia pada perangkat lunak forensik buatan luar negeri yang kodenya tidak dapat diakses, sehingga menghambat pembuktian proses numerik di dalamnya.20 Oleh karena itu, perangkat lunak yang dirancangnya diharapkan menjadi alat bantu alternatif dan pembanding yang bisa dipakai sebagai perangkat riset dan analisis forensik, dengan kode program yang dapat dibuka dan diperiksa oleh pihak ketiga yang kompeten dan independen.20
Kiprah Rismon yang luas dalam kriptanalisis dan forensik digital, ditambah dengan pengalamannya sebagai saksi ahli, mengungkapkan keterlibatannya langsung dengan keterbatasan perangkat lunak forensik asing dalam konteks hukum Indonesia.20 Tanggapannya terhadap masalah ini, yaitu dengan mengembangkan alat forensik digital sumber terbuka dan dapat diverifikasi, menunjukkan kontribusi strategis dan nasionalistik.20 Ini bukan sekadar penelitian akademis, melainkan upaya praktis untuk meningkatkan kredibilitas dan independensi bukti digital dalam sistem peradilan Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pengalaman profesionalnya dan upayanya untuk meningkatkan kapasitas forensik digital nasional, mengindikasikan visi jangka panjang di luar kasus-kasus individual. Ini juga relevan dengan diskusi yang lebih luas tentang strategi tata kelola forensik digital di Indonesia.26
Berikut adalah ringkasan riwayat pendidikan dan keahlian utama Dr.Eng. Rismon H. Sianipar:
Tabel 2: Riwayat Pendidikan dan Keahlian Utama Dr.Eng. Rismon H. Sianipar
3. Peran dalam Isu Publik dan Kontroversi
Rismon Sianipar telah berperan sebagai saksi ahli digital forensik dalam beberapa kasus penting di Indonesia. Salah satu kasus yang menonjol adalah kasus Jessica Kumala Wongso pada tahun 2016, di mana ia bersaksi bahwa rekaman CCTV dari Olivier Café yang diperbesar oleh ahli jaksa telah dimodifikasi secara tidak adil.25 Ia menunjukkan kejanggalan seperti intensitas piksel yang tidak wajar, perubahan kecepatan bingkai, tekstur objek, dan ketidakproporsionalan jari Jessica dalam rekaman tersebut. Ia bahkan menerbitkan buku yang merinci temuan forensiknya dalam kasus ini, termasuk tuduhan manipulasi oleh petugas kepolisian.25 Rismon juga memberikan kesaksian pada Sidang Peninjauan Kembali (PK) 6 Terpidana terkait penggunaan bukti digital, menekankan pentingnya metadata dan keandalan bukti digital yang sulit dipalsukan.30 Ia menyayangkan adanya bukti digital yang tidak dihadirkan secara lengkap dalam kasus tersebut, seperti data dari perangkat komunikasi lain yang belum diekstraksi, yang menurutnya krusial untuk keadilan.30
Selain perannya sebagai saksi ahli, Rismon Hasiholan Sianipar menjadi figur sentral dalam polemik publik karena menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai lulusan UGM.22 Argumen utamanya termasuk penggunaan font Times New Roman pada lembar pengesahan dan sampul skripsi, yang menurut analisisnya belum umum atau tidak tersedia di era 1980-an hingga 1990-an.32 Ia juga menganalisis foto wisuda Jokowi menggunakan metode Error Level Analysis (ELA), mengklaim adanya hasil editan dan manipulasi pada foto tersebut, termasuk dugaan manipulasi terhadap seorang pria dalam foto yang tidak ada dalam "foto asli" yang ia unggah.31 Rismon juga menemukan kejanggalan pada foto ijazah Jokowi yang beredar di media sosial, khususnya di area foto ijazah.31 Ia secara terbuka menolak hasil uji forensik skripsi Jokowi yang dilakukan oleh Puslabfor Polri, menyebutnya "tidak ilmiah dan subjektif," dan berargumen bahwa efek cekungan yang ditemukan bisa juga dihasilkan oleh "digital embossing".34 Ia menekankan bahwa skripsi Jokowi tidak memiliki lembar ujian dan tanda tangan dosen penguji, yang merupakan format standar di universitas manapun, dan mengklaim UGM tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas permintaan konfirmasinya.34
Tuduhan Rismon Sianipar menuai tanggapan keras dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyatakan penyesalannya atas tuduhan Rismon, terutama mengingat status Rismon sebagai alumni UGM.31 UGM secara resmi membantah klaim Rismon, menegaskan bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah asli. Pihak universitas menyatakan bahwa Jokowi adalah mahasiswa yang aktif, dikenal oleh teman seangkatannya, mengambil banyak mata kuliah, menulis skripsi, dan ijazahnya dikeluarkan secara sah.33 Profesor San Afri Awang, Ketua Senat Fakultas Kehutanan UGM, juga mengkritik misinformasi yang disebarkan Rismon sebagai upaya mencari perhatian.33 Profesor Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menekankan bahwa tuduhan pemalsuan harus dibuktikan dan menyarankan Rismon untuk membandingkan penggunaan font dengan dokumen UGM lain dari periode yang sama untuk validitas ilmiah.33 Di sisi penegakan hukum, Bareskrim Polri menyatakan ijazah Jokowi asli berdasarkan uji forensik laboratorium, dan penyelidikan atas dugaan ijazah palsu dihentikan.9 Namun, Rismon Sianipar menyatakan ketidak percayaannya terhadap hasil pemeriksaan Bareskrim tersebut.36
Akibat klaimnya, Rismon Sianipar dilaporkan ke polisi oleh Jokowi terkait kasus ijazah palsu.15 Ia juga memperluas laporannya dengan melaporkan Rektor UGM Prof Ova Emilia dalam kasus yang sama.37 Bersama Dr. Tifa dan Roy Suryo, ia menghadapi laporan hukum atas tuduhan pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-Undang ITE.15 Ia dipanggil dan diperiksa oleh Polda Metro Jaya sebagai saksi terkait kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.38 Di luar kontroversi ini, Rismon memiliki visi jangka panjang untuk mendirikan Sekolah Tinggi Komputer dan Pemrograman di kampung halamannya, Pematang Siantar, Sumatera Utara, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan pendidikan di daerah asalnya.20
Keterlibatan Rismon Sianipar dalam kontroversi ijazah Jokowi merupakan representasi signifikan dari benturan antara keahlian teknis individu (analisis forensik digitalnya) dan otoritas institusional (penegasan kuat UGM tentang keaslian dan temuan forensik Polri).9 Penolakannya yang gigih terhadap temuan resmi meskipun ada konsekuensi hukum menyoroti ketidakpercayaan mendasar terhadap proses yang mapan dan komitmen terhadap kesimpulan analitisnya sendiri.15 Argumen teknis spesifik yang ia gunakan (jenis font, ELA, tidak adanya lembar ujian) dihadapkan pada argumen balasan dari UGM yang menantang metodologinya (perbandingan dengan dokumen lain dari periode yang sama).33 Dinamika ini menciptakan debat publik yang kompleks di mana klaim ilmiah terjalin dengan narasi politik dan kepercayaan publik, menunjukkan implikasi yang lebih luas dari forensik digital dalam kontroversi publik berisiko tinggi. Kesediaannya untuk menantang bahkan perwira polisi melalui publikasi bukunya semakin menggarisbawahi sikap konfrontatifnya terhadap narasi resmi.29
Berikut adalah ringkasan klaim dan tanggapan dalam kontroversi ijazah Presiden Jokowi:
Tabel 3: Ringkasan Klaim dan Tanggapan dalam Kontroversi Ijazah Presiden Jokowi
Kesimpulan
Dr. Tifa (Tifauzia Tyassuma) dan Dr.Eng. Rismon H. Sianipar adalah dua figur publik yang menonjol di Indonesia, masing-masing dengan latar belakang akademis dan profesional yang unik, namun memiliki kesamaan dalam peran mereka sebagai kritikus vokal terhadap isu-isu publik, terutama yang berkaitan dengan keaslian dokumen pejabat negara.
Dr. Tifa, seorang dokter dan ahli epidemiologi molekuler dengan pengalaman di institusi kesehatan terkemuka, telah bertransisi menjadi seorang aktivis publik yang sangat aktif di media sosial. Ia menggunakan platformnya untuk menyuarakan pandangan kritis tentang kebijakan publik dan, yang paling menonjol, meragukan keaslian ijazah tokoh politik seperti Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka. Meskipun memiliki dasar keilmuan yang kuat, kontroversi seputar klaim gelar doktor filsafatnya yang dibantah secara resmi oleh institusi terkait menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi dalam representasi akademisnya. Keterlibatannya dalam isu-isu ini sering kali berujung pada konsekuensi hukum, namun ia tetap gigih dalam menuntut transparansi dan bukti. Cara ia menyebarkan pandangan "ilmiahnya" lebih banyak melalui platform publik dan buku, daripada jurnal akademis, menunjukkan strategi untuk mencapai audiens yang lebih luas, namun juga dapat memengaruhi bagaimana klaimnya diverifikasi.
Di sisi lain, Dr.Eng. Rismon H. Sianipar memiliki fondasi keilmuan yang sangat kuat dan terverifikasi di bidang teknik elektro, kriptografi, dan forensik digital, dengan gelar dari UGM dan Yamaguchi University serta pengalaman riset internasional dan paten. Sebagai ahli forensik digital yang diakui, ia telah berkontribusi pada kasus-kasus hukum penting dan secara aktif mengembangkan perangkat lunak forensik lokal untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada alat asing yang kurang transparan. Perannya dalam kontroversi ijazah Presiden Jokowi menunjukkan benturan langsung antara analisis teknis independennya dan narasi resmi dari institusi seperti UGM dan Polri. Penolakannya terhadap hasil resmi, dengan argumen teknis spesifik, mencerminkan komitmennya pada objektivitas ilmiah yang ia yakini, meskipun menghadapi pelaporan polisi dan tantangan hukum.
Kedua figur ini secara kolektif menyoroti peran kompleks para ahli di era informasi yang terpolarisasi. Mereka memanfaatkan keahlian mereka untuk menantang narasi yang ada dan menuntut akuntabilitas, seringkali dengan konsekuensi hukum. Keterlibatan mereka menunjukkan bahwa analisis teknis dan ilmiah dapat menjadi pusat perdebatan publik dan hukum, membentuk opini masyarakat, dan menekan institusi untuk memberikan transparansi lebih. Perbedaan dalam rekam jejak akademis mereka—dengan Dr. Tifa menghadapi bantahan atas klaim gelar dan Dr.Eng. Rismon memiliki latar belakang teknis yang tak terbantahkan—dapat memengaruhi bagaimana kredibilitas mereka dipersepsikan oleh publik dan pihak berwenang. Pada akhirnya, peran mereka mencerminkan dinamika yang berkembang di mana keahlian individu, aktivisme publik, dan kepercayaan institusional saling berinteraksi dalam membentuk wacana nasional.
Daftar Pustaka
Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan dr Tifa yang Kerap Kritik Keluarga Jokowi - Suara.com, diakses https://www.suara.com/bisnis/2023/11/21/115601/riwayat-pendidikan-dan-pekerjaan-dr-tifa-yang-kerap-kritik-keluarga-jokowi
Ini Profil Dokter Tifa, Ahli Saraf Nutrisi yang Kepo Soal Ijazah Gibran ..., diakses https://wartakota.tribunnews.com/2023/11/19/ini-profil-dokter-tifa-ahli-saraf-nutrisi-yang-kepo-soal-ijazah-gibran-dari-insearch-uts?page=all
Tifauzia Tyassuma - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses https://id.wikipedia.org/wiki/Tifauzia_Tyassuma
Tifauzia Tyassuma - Wikipedia, diakses https://en.wikipedia.org/wiki/Tifauzia_Tyassuma
Dokter Tifa Pernah Dituding Bukan Lulusan STF Driyarkara oleh ..., diakses https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017125130/dokter-tifa-pernah-dituding-bukan-lulusan-stf-driyarkara-oleh-anak-buah-sri-mulyani?page=all
DR TIFA: MAKAN BERGIZI GRATIS ALA DOKTER TIFA. CUKUP Rp 10 RIBU SEHARI #doktertifa #makangratis - YouTube, diakses https://www.youtube.com/watch?v=NhuKJBjFcKc
Hasil Riset Dokter Tifa Ungkap Foto Ijazah Jokowi Lebih Mirip Dumatno | Rakyat Bersuara, diakses https://www.youtube.com/watch?v=IO73q0oPabI
Setelah Ijazah Dinyatakan Asli, Dokter Tifa Masih Pertanyakan Keaslian Map Ijazah Jokowi, diakses https://www.metrotvnews.com/read/k8oCVroP-setelah-ijazah-dinyatakan-asli-dokter-tifa-masih-pertanyakan-keaslian-map-ijazah-jokowi
[FULL] Ijazah Jokowi Dinyatakan Asli, Rismon Sianipar & PSI Ungkap Proses Hukum-Nasib Roy Suryo CS! - YouTube, diakses https://www.youtube.com/watch?v=fblEGe2R3_8
Keaslian Ijazah Jokowi Kembali Dipertanyakan, dr. Tifa Ungkap Data Mencurigakan, diakses https://www.askara.co/read/2025/06/13/56949/keaslian-ijazah-jokowi-kembali-dipertanyakan-dr-tifa-ungkap-data-mencurigakan
Diperiksa Polisi, Dr. Tifa Tantang: Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi! - YouTube, diakses https://www.youtube.com/watch?v=OtxxJ7O38Co
dr Tifa di Polda Metro Jaya: Saya Berhak Lihat Ijazah Asli Jokowi - detikNews - detikcom, diakses https://news.detik.com/berita/d-8006322/dr-tifa-di-polda-metro-jaya-saya-berhak-lihat-ijazah-asli-jokowi
Diperiksa Polisi, dr. Tifa Minta Ijazah Asli Jokowi Ditunjukkan - YouTube, diakses https://m.youtube.com/watch?v=hMaBUJjxeok&pp=0gcJCb4JAYcqIYzv
Datang dengan Cinta, Dr Tifa Ajak Pendukungnya Hadiri Pemeriksaan Ijazah Jokowi di Polda Metro Jaya - Wartakotalive.com, diakses https://wartakota.tribunnews.com/2025/05/14/datang-dengan-cinta-dr-tifa-ajak-pendukungnya-hadiri-pemeriksaan-ijazah-jokowi-di-polda-metro-jaya
Respons Roy Suryo, Dokter Tifa, & Rismon Sianipar yang Dilaporkan Buntut Tuding Ijazah Jokowi Palsu - TribunNews.com, diakses https://www.tribunnews.com/nasional/2025/04/25/respons-roy-suryo-dokter-tifa-rismon-sianipar-yang-dilaporkan-buntut-tuding-ijazah-jokowi-palsu
Roy Suryo-Rismon Sianipar-Dokter Tifa Trio Gila - RMOL, diakses https://rmol.id/politik/read/2025/05/20/667012/roy-suryo-rismon-sianipar-dokter-tifa-trio-gila
Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya ditutup total mulai hari, diakses https://www.tiktok.com/@pandanganjogja/photo/7481874215440846088?lang=en
Dokter Tifa Makin Care, Resepkan Obat biar Jokowi Lekas Pulih: Saya Ingin Bantu tapi Dikriminalisasi - Wartakotalive.com, diakses https://wartakota.tribunnews.com/2025/06/16/dokter-tifa-makin-care-resepkan-obat-biar-jokowi-lekas-pulih-saya-ingin-bantu-tapi-dikriminalisasi
Understanding Nutritional Epidemiology and Its Role in Policy - PMC, diakses https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4288279/
Dr.Eng Rismon H. Sianipar, ST, MT, M.Eng lahir di Pematang ..., diakses https://te.unram.ac.id/file/cvdosen/CV_RH_SIANIPAR.pdf
Rismon Hasiholan Sianipar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses https://id.wikipedia.org/wiki/Rismon_Hasiholan_Sianipar
Profil Rismon Hasiholan: Jadi Sorotan atas Analisisnya Soal Keaslian Skripsi dan Ijasah Jokowi - garuda tv, diakses https://garuda.tv/profil-rismon-hasiholan-jadi-sorotan-atas-analisisnya-soal-keaslian-skripsi-dan-ijasah-jokowi/
Sosok DR Rismon Sianipar Ahli Digital Forensik Dipolisikan Jokowi Kasus Ijazah Palsu, diakses https://www.youtube.com/watch?v=8VUqG4RXWBo
Cv Rh Sianipar | PDF - Scribd, diakses https://id.scribd.com/document/874130431/Cv-Rh-Sianipar
C++ Untuk Programmer - Rismon Hasiholan Sianipar, Herry S. Mangiri - Google book, diakses https://books.google.co.id/books?id=swR2DwAAQBAJ
Digital Forensic Governance Strategy in Indonesia to Realize The Credibility of Accountable and Efficient Public Law Enforcement Agencies | Journal of Social Research, diakses https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr/article/view/2600
Jessica's digital forensic expert suspects footage modification - City - The Jakarta Post, diakses https://www.thejakartapost.com/news/2016/09/15/jessicas-digital-forensic-expert-suspects-footage-modification.html
The 37 Scientific Evidence of Digital Evidence Tampering on CCTV, diakses https://books.google.com/books/about/The_37_Scientific_Evidence_of_Digital_Ev.html?id=-sL6EAAAQBAJ
THE MOST BRUTAL AND BARBARIC CASE OF DIGITAL ... - Kobo, diakses https://www.kobo.com/in/en/ebook/the-most-brutal-and-barbaric-case-of-digital-tampering-ever-unveiling-the-truth-behind-jessica-wongso-cctv-footage-manipulation-by-indonesian-police-officers-tito-karnavian-krishna-murti-muhammad-nuh-al-azhar-and-christopher-hariman-rianto
[FULL] Kesaksian Rismon Hasiholan Sianipar, Ahli Digital Forensik | BREAKING NEWS, diakses https://www.youtube.com/watch?v=L8_NI1qaS5w&pp=0gcJCfwAo7VqN5tD
Temuan Mengejutkan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar: Foto ..., diakses https://wartakota.tribunnews.com/2025/04/22/temuan-mengejutkan-ahli-digital-forensik-rismon-sianipar-sebut-foto-wisuda-jokowi-hasil-editan
Klarifikasi UGM Soal Tuduhan Ijazah dan Skripsi Palsu Joko Widodo, diakses https://ugm.ac.id/id/berita/klarifikasi-ugm-soal-tuduhan-ijazah-dan-skripsi-palsu-joko-widodo/
UGM Clarifies Allegations of Fake Undergraduate Diploma and Thesis of Joko Widodo, diakses https://ugm.ac.id/en/news/ugm-clarifies-allegations-of-fake-undergraduate-diploma-and-thesis-of-joko-widodo/
Rismon Sianipar Tolak Hasil Uji Forensik Skripsi Jokowi, Tidak Ilmiah dan Subjektif, Ini Alasannya - Wartakotalive.com, diakses https://wartakota.tribunnews.com/2025/05/25/rismon-sianipar-tolak-hasil-uji-forensik-skripsi-jokowi-tidak-ilmiah-dan-subjektif-ini-alasannya?page=all
Rismon Sianipar Tolak Hasil Uji Forensik Skripsi Jokowi, Tidak Ilmiah dan Subjektif, Ini Alasannya - Wartakotalive.com, diakses https://wartakota.tribunnews.com/2025/05/25/rismon-sianipar-tolak-hasil-uji-forensik-skripsi-jokowi-tidak-ilmiah-dan-subjektif-ini-alasannya
Rismon Sianipar Tak Percaya Hasil Pemeriksaan Bareskrim - RMOL, diakses https://rmol.id/hukum/read/2025/05/23/667448/rismon-sianipar-tak-percaya-hasil-pemeriksaan-bareskrim
Luhut Sebut Tak Penting Bahas Ijazah: Apa Kontribusimu Buat Negara? - CNN Indonesia, diakses https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250728140538-92-1255786/luhut-sebut-tak-penting-bahas-ijazah-apa-kontribusimu-buat-negara
Polda Metro Jaya Questions Roy Suryo and Rismon Sianipar Regarding Jokowi's Diploma Case | OneNew... - YouTube, diakses https://www.youtube.com/watch?v=l-_NS8fY8n0
Komentar
Posting Komentar