Langsung ke konten utama

Mengenal Karakter Utama dan Pembantu di Animal Farm

 

Mengenal Karakter Utama dan Pembantu di Animal Farm

Setiap hewan dalam cerita ini tidak hanya sekadar tokoh, tetapi juga simbol dari ide dan kelompok masyarakat yang lebih besar. Dengan memahami sifat, motivasi, dan peran mereka, Anda akan lebih mudah mengikuti alur cerita yang kompleks serta menggali pesan mendalam yang ingin disampaikan oleh Orwell tentang kekuasaan, revolusi, dan sifat manusia.

--------------------------------------------------------------------------------

1. Para Penggerak Cerita

Kisah Animal Farm digerakkan oleh beberapa karakter sentral yang tindakannya menentukan nasib seluruh peternakan. Dari sang penggagas revolusi hingga para pemimpin yang bersaing, setiap karakter memiliki peran yang unik.

1.1. Old Major: Sang Visioner

Old Major adalah seekor babi tua yang dihormati dan menjadi sumber inspirasi bagi seluruh hewan di peternakan. Ia adalah pencetus ideologi yang kemudian dikenal sebagai Animalisme.

  • Sifat Utama:
    • Berpenampilan Agung dan Bijaksana: Digambarkan memiliki penampilan yang agung (majestic-looking) serta bijak dan baik hati (wise and benevolent appearance), membuatnya "sangat dihormati di peternakan" (so highly regarded on the farm).
    • Tua dan Berpengalaman: Berusia dua belas tahun, ia telah memiliki banyak waktu untuk merenungkan sifat kehidupan yang menyedihkan bagi para hewan.
    • Inspirator: Pidatonya yang penuh semangat berhasil membangkitkan kesadaran dan menanamkan benih pemberontakan.
  • Peran dalam Cerita: Peran terpenting Old Major adalah sebagai katalisator revolusi. Melalui pidatonya yang menggugah, ia memaparkan penderitaan para hewan dan menyajikan sebuah visi tentang masa depan yang bebas dan setara. Kehebatannya terletak pada kemampuannya menyederhanakan filosofi yang kompleks menjadi maksim-maksim sederhana yang dapat dipahami semua hewan, serta mengajarkan lagu "Beasts of England" yang menjadi lagu kebangsaan revolusi. Meskipun ia mati tiga malam setelah pidatonya dan tidak pernah melihat Pemberontakan terjadi, gagasannya menjadi fondasi bagi prinsip-prinsip Animalisme yang menggerakkan seluruh alur cerita.

Setelah wafatnya Old Major, gagasannya diteruskan oleh para babi, terutama oleh dua pemimpin yang memiliki pendekatan sangat berbeda: Napoleon dan Snowball.

1.2. Napoleon: Sang Diktator

Napoleon adalah seekor babi Berkshire besar yang pendiam namun memiliki reputasi sebagai sosok yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia adalah antagonis utama dalam cerita.

  • Sifat Utama:
    • Licik dan Oportunis Politik: Ia tidak banyak bicara, namun sebagai seorang oportunis politik, ia ahli memanipulasi situasi demi keuntungan pribadinya.
    • Kejam dan Tiranis: Ia tidak ragu menggunakan kekerasan dan teror, seperti anjing penjaga yang ia latih secara rahasia, untuk menyingkirkan lawan dan menakuti hewan lain agar patuh.
    • Kehadiran yang Mengintimidasi: Digambarkan sebagai babi yang "large, rather fierce-looking" (berpenampilan galak) dan memiliki "a reputation for getting his own way" (reputasi selalu menang sendiri).
  • Peran dalam Cerita: Napoleon adalah representasi dari seorang oportunis politik yang haus kekuasaan. Ia secara sistematis mengambil alih kendali penuh atas Animal Farm. Sejak awal, ia menunjukkan metodenya dengan mengambil anak-anak anjing untuk "dididik" secara terpisah, yang kemudian menjadi polisi rahasianya yang brutal. Ia mengusir saingannya, Snowball, lalu memutarbalikkan sejarah untuk menghapus jasa-jasanya. Di bawah kepemimpinannya, cita-cita luhur revolusi tentang kesetaraan dihancurkan dan digantikan oleh sebuah kediktatoran brutal yang hanya menguntungkan kaum babi.

1.3. Snowball: Sang Intelektual Idealistis

Snowball adalah saingan utama Napoleon dalam memperebutkan kepemimpinan setelah Pemberontakan. Ia adalah pemikir yang cerdas dan bersemangat.

  • Sifat Utama:
    • Cerdas dan Inovatif: Ia adalah arsitek di balik ide pembangunan kincir angin dan aktif membentuk berbagai komite hewan untuk kemajuan peternakan.
    • Bersemangat dan Pandai Berpidato: Digambarkan sebagai babi yang "lebih bersemangat daripada Napoleon, lebih cepat dalam berbicara dan lebih inventif" (a more vivacious pig than Napoleon, quicker in speech and more inventive).
    • Ahli Strategi dan Pemberani: Ia mempelajari buku kampanye militer Julius Caesar untuk memimpin para hewan dengan gagah berani dalam Pertempuran Cowshed.
  • Peran dalam Cerita: Snowball mewakili sosok revolusioner yang tulus namun kalah lihai dari lawannya yang lebih kejam dan licik. Ia bekerja untuk mewujudkan visi Old Major, terutama melalui rencana kincir angin untuk meringankan beban kerja hewan. Namun, ia tidak menyadari rencana Napoleon untuk menggulingkannya. Setelah diusir secara paksa, ide-idenya disalahgunakan dan karakternya dijelek-jelekkan; namanya dijadikan kambing hitam untuk semua kegagalan di peternakan, sebuah taktik Napoleon untuk mengonsolidasikan kekuasaan dengan menulis ulang sejarah.

Sementara para babi berebut kekuasaan, ada karakter lain yang menjadi tulang punggung peternakan dengan kerja keras dan kesetiaannya.

1.4. Boxer: Sang Pekerja Keras yang Setia

Boxer adalah seekor kuda pekerja yang menjadi simbol kekuatan dan dedikasi. Ia adalah hewan yang paling dihormati karena etos kerjanya yang luar biasa.

  • Sifat Utama:
    • Sangat Kuat: Kekuatannya digambarkan setara dengan dua kuda biasa, menjadikannya tenaga utama dalam setiap pekerjaan berat di peternakan.
    • Sangat Setia dan Patuh: Ia memiliki dua motto hidup: "Aku akan bekerja lebih keras" dan "Napoleon selalu benar", sebuah semboyan yang menunjukkan kesetiaan butanya dan menjadi alat bagi para babi untuk memanipulasinya.
    • Kurang Cerdas: Meskipun dihormati karena karakternya, ia digambarkan "tidak memiliki kecerdasan tingkat pertama" (not of first-rate intelligence), membuatnya mudah dimanipulasi.
  • Peran dalam Cerita: Boxer adalah representasi tragis dari kelas pekerja yang dieksploitasi. Ironisnya, kesetiaan dan kerja kerasnya yang tanpa pamrih justru tanpa sadar berkontribusi pada eksploitasi hewan lain, karena kepatuhannya yang buta terhadap Napoleon melegitimasi rezim para babi. Ia percaya pada setiap propaganda dan selalu mendorong dirinya hingga batas kemampuannya. Nasibnya—dijual ke penjagal untuk ditukar dengan uang wiski bagi para babi—menjadi dakwaan pamungkas atas kegagalan revolusi dan kerusakan moral total para pemimpin, yang menunjukkan bagaimana rezim totaliter akan mengorbankan pengikutnya yang paling setia sekalipun.

--------------------------------------------------------------------------------

2. Perbandingan Pemimpin: Napoleon vs. Snowball

Konflik antara Napoleon dan Snowball adalah inti dari perubahan arah revolusi di Animal Farm. Perbedaan gaya dan tujuan mereka sangat menentukan nasib peternakan.

Aspek Perbandingan

Napoleon

Snowball

Gaya Kepemimpinan

Menggunakan kekuatan, ketakutan, dan tipu muslihat. Ia melatih anjing sebagai polisi rahasia dan menggunakan Squealer untuk menyebarkan propaganda.

Menggunakan pidato yang brilian, ide-ide, dan logika. Ia mencoba meyakinkan hewan lain melalui argumen dan membentuk komite-komite untuk mengorganisir.

Tujuan Utama

Mengkonsolidasikan kekuasaan absolut untuk dirinya dan kaum babi. Fokus pada peningkatan produksi untuk keuntungan sendiri, bukan kesejahteraan hewan.

Memajukan peternakan dan meringankan hidup hewan melalui teknologi (kincir angin). Ia ingin menyebarkan semangat revolusi ke peternakan lain.

Nasib Akhir

Menjadi tiran tunggal di Animal Farm, hidup dalam kemewahan, dan akhirnya menjadi tidak bisa dibedakan dari manusia yang ia gulingkan.

Diusir secara paksa dari peternakan, difitnah sebagai pengkhianat, dan dijadikan kambing hitam atas semua masalah yang terjadi.

Perbedaan drastis antara kedua babi ini menunjukkan bagaimana sebuah revolusi dapat dengan mudah dibelokkan dari tujuan mulianya ketika idealisme dan kecerdasan (Snowball) harus berhadapan dengan kekejaman dan penguasaan kekuatan (Napoleon).


Selain Napoleon, Snowball, dan Squealer yang merupakan tiga babi tokoh utama, terdapat banyak karakter lain di Animal Farm, baik hewan maupun manusia, yang masing-masing memainkan peran penting dalam alegori politik tersebut:

  1. Old Major

    • Deskripsi: Babi putih tengah yang berprestasi. Dia berusia dua belas tahun dan agak gemuk, tetapi masih babi yang tampak agung dengan penampilan bijaksana dan murah hati. Ia sangat dihormati di peternakan.
    • Peran: Old Major adalah babi tua yang menginspirasi hewan-hewan untuk melakukan pemberontakan dengan menceritakan mimpinya tentang masyarakat di mana hewan bebas dari penindasan manusia. Pidatonya meletakkan dasar bagi Animalisme, filosofi revolusi. Ia melambangkan Karl Marx dan Vladimir Lenin, memperkenalkan teori dan cita-cita dasar revolusi. Ia meninggal tiga malam setelah pidatonya.
  2. Mr. Jones

    • Deskripsi: Pemilik awal Manor Farm yang suka mabuk dan lalai dalam merawat hewan-hewannya. Dia seringkali menghabiskan waktu di bar minum.
    • Peran: Dia adalah penyebab pemberontakan. Perlakuannya yang brutal dan pengabaiannya terhadap hewan memicu revolusi. Mr. Jones melambangkan Tsar Nicholas II, yang pemerintahannya menyebabkan Revolusi Rusia.
  3. Boxer

    • Deskripsi: Kuda pedati yang sangat besar dan kuat, hampir setinggi delapan belas tangan, dan sekuat dua kuda biasa. Dia memiliki garis putih di hidungnya yang memberinya penampilan yang agak bodoh dan sebenarnya bukan yang paling cerdas, tetapi ia dihormati secara universal karena keteguhan karakternya dan kekuatan kerjanya yang luar biasa.
    • Peran: Ia adalah pekerja keras yang setia dan mengadopsi moto "Saya akan bekerja lebih keras" dan "Kamerad Napoleon selalu benar". Kekuatan dan kepercayaannya pada cita-cita revolusi membantunya menjalankan pekerjaan, tetapi ketergantungannya pada pepatah membatasi pemahamannya tentang apa yang terjadi pada dirinya dan hewan lain di peternakan. Ia mewakili pekerja biasa yang jujur dan penting bagi keberhasilan sistem sosial apa pun, tetapi yang tak terhindarkan dieksploitasi di bawah kediktatoran. Ia meninggal setelah dijual ke penjagal kuda karena kondisinya yang melemah.
  4. Clover

    • Deskripsi: Kuda betina yang gemuk dan keibuan yang mendekati usia paruh baya, yang tidak pernah sepenuhnya mendapatkan kembali bentuk tubuhnya setelah anak keempatnya. Ia adalah sosok ibu di peternakan.
    • Peran: Ia memiliki akal sehat yang baik dan melengkapi kualitas kebaikan sederhana dan kekuatan Boxer. Ia seringkali merasa terganggu oleh kekejaman yang terjadi di peternakan lebih dari yang lain, namun ia tetap bertahan. Ia melambangkan orang biasa yang tanpa sadar dimanipulasi dan dieksploitasi dalam kediktatoran. Ia menjadi salah satu dari sedikit hewan yang mengingat masa-masa sebelum Revolusi.
  5. Benjamin

    • Deskripsi: Keledai tertua di peternakan, dan paling pemarah. Dia jarang berbicara, dan ketika berbicara, biasanya ia membuat komentar sinis. Ia tidak pernah tertawa, dan akan mengatakan bahwa ia tidak melihat ada yang lucu.
    • Peran: Ia adalah seorang sinis yang tidak tergoyahkan dan skeptis terhadap revolusi. Ia bisa membaca sebaik babi mana pun, tetapi menolak menggunakan kemampuannya, hanya melakukannya untuk membacakan satu Perintah terakhir kepada Clover di akhir cerita. Ia mewakili kaum intelektual yang tidak terlibat dan tidak melakukan apa-apa, meskipun memiliki kebijaksanaan. Ia sangat setia kepada Boxer.
  6. Mollie

    • Deskripsi: Kuda betina putih yang bodoh dan cantik yang menarik kereta Mr. Jones. Ia suka memakai pita dan gula.
    • Peran: Ia mewakili kaum borjuis yang lebih peduli pada kemewahan dan simbol status daripada cita-cita revolusi. Ia meninggalkan Animal Farm karena ia tidak bisa melepaskan kebiasaan lamanya.
  7. Moses

    • Deskripsi: Gagak peliharaan Tuan Jones. Ia adalah mata-mata dan pembawa berita bohong.
    • Peran: Ia menceritakan kisah tentang "Sugarcandy Mountain", surga bagi hewan. Ia melambangkan Gereja Ortodoks Rusia, yang, menurut Orwell, digunakan oleh rezim untuk menghibur orang banyak dan membuat mereka tidak peduli pada realitas penindasan. Ia tidak melakukan pekerjaan apa pun tetapi diizinkan untuk tetap tinggal di peternakan dengan tunjangan bir.
  8. The Dogs (Bluebell, Jessie, Pincher, dan anak-anak anjing)

    • Deskripsi: Tiga anjing awal adalah Bluebell, Jessie, dan Pincher. Kemudian Jessie dan Bluebell melahirkan sembilan anak anjing.
    • Peran: Anak-anak anjing ini diambil oleh Napoleon dan dididik secara terpisah. Mereka menjadi anjing penjaga pribadi Napoleon dan "polisi rahasia"nya, yang digunakan untuk mengusir Snowball dan mengintimidasi hewan lain. Mereka melambangkan polisi rahasia Soviet (KGB).
  9. The Sheep

    • Deskripsi: Kelompok hewan yang tidak memiliki identitas individu.
    • Peran: Mereka adalah pengikut yang tidak berpikir dan mudah dimanipulasi. Mereka sering mengulang slogan-slogan babi, seperti "Empat kaki baik, dua kaki buruk", dan kemudian "Empat kaki baik, dua kaki lebih baik". Mereka sering mengganggu pidato Snowball pada saat-saat kritis.
  10. Muriel

    • Deskripsi: Kambing putih.
    • Peran: Dia bisa membaca sedikit lebih baik daripada anjing dan seringkali membacakan Tujuh Perintah untuk Clover ketika Clover meragukan ingatannya. Dia mewakili kaum intelektual yang tidak sepenuhnya memahami korupsi yang sedang berlangsung tetapi tetap percaya pada apa yang tertulis.
  11. The Hens

    • Peran: Mereka memberontak ketika Napoleon mencoba menjual telur mereka, tetapi pemberontakan mereka dengan kejam ditumpas, yang mengakibatkan kematian sembilan ayam. Episode ini melambangkan penindasan petani yang menentang kolektivisasi di Uni Soviet.
  12. Minimus

    • Deskripsi: Babi yang memiliki bakat luar biasa dalam menyusun lagu dan puisi.
    • Peran: Ia adalah penyair yang menciptakan lagu-lagu propaganda untuk Napoleon, seperti "Comrade Napoleon", setelah "Beasts of England" dilarang.
  13. Mr. Frederick

    • Deskripsi: Pemilik Pinchfield Farm, peternakan yang lebih kecil dan terawat lebih baik, seorang pria yang tangguh, cerdik, dan selalu terlibat dalam tuntutan hukum. Ia sangat kejam terhadap hewan-hewannya.
    • Peran: Ia melambangkan Adolf Hitler dan Nazi Jerman. Ia terlibat dalam negosiasi yang rumit dengan Napoleon, yang berpuncak pada penipuannya terhadap Napoleon dengan uang kertas palsu dan serangan berikutnya ke Animal Farm.
  14. Mr. Pilkington

    • Deskripsi: Pemilik Foxwood Farm, sebuah peternakan besar, terabaikan, dan kuno, yang ia habiskan sebagian besar waktunya untuk memancing atau berburu. Ia mudah bergaul.
    • Peran: Ia melambangkan Sekutu Barat, khususnya Inggris dan Prancis. Hubungannya yang berfluktuasi dengan Animal Farm mencerminkan aliansi Stalin yang berubah-ubah dengan kekuatan Barat.
  15. Mr. Whymper

    • Deskripsi: Pengacara yang licik dengan jambang tipis, seorang pengacara dengan bisnis yang sangat kecil, tetapi cukup cerdik untuk menyadari bahwa Animal Farm akan membutuhkan perantara.
    • Peran: Ia adalah manusia pertama yang berinteraksi dengan Animal Farm setelah Pemberontakan, bertindak sebagai perantara antara peternakan dan dunia luar. Ia membantu Napoleon dalam berdagang dengan manusia.
  16. Pinkeye

    • Deskripsi: Anak babi muda.
    • Peran: Ia diberi tugas mencicipi semua makanan Napoleon sebelum Napoleon makan, karena takut diracuni.

Karakter-karakter ini, bersama dengan tiga babi utama, menggambarkan berbagai faksi masyarakat dalam alegori Revolusi Rusia dan munculnya totaliterisme.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menempa Akal untuk Mengubah Dunia dengan Panduan Berpikir Kritis ala Madilog

Pendahuluan: Lahirnya Sebuah Alat Berpikir Pada pertengahan tahun 1942, di tengah suasana politik yang membara di bawah pendudukan Jepang, seorang buronan revolusioner bernama Tan Malaka memulai sebuah proyek intelektual yang ambisius. Dalam kesendirian dan persembunyiannya di Rawajati, Jakarta, ia merenungkan sebuah pertanyaan mendasar: dari mana seorang pejuang harus memulai? Di tengah gegap gempita perubahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, ia tidak memilih menulis pamflet politik yang membakar, melainkan memutuskan untuk menempa sebuah senjata yang lebih fundamental: sebuah cara berpikir. Buku yang lahir dari perenungan ini, Madilog , bukanlah sekadar kumpulan gagasan, melainkan sebuah cetak biru untuk merombak fondasi intelektual bangsanya. Pendahuluan buku ini adalah jendela untuk memahami urgensi, kondisi, dan tujuan dari kelahiran mahakarya tersebut. Di Bawah Bayang-Bayang Samurai sebagai Sebuah Titik Mula Untuk memahami mengapa Madilog ditulis, kita harus terlebih dahulu mem...

Dialektika Filsafat Hukum, Konstitusi, dan Tantangan Peningkatan Kualitas Demokrasi Indonesia

Dialektika Filsafat Hukum, Konstitusi, dan Tantangan Peningkatan Kualitas Demokrasi Indonesia Dalam kancah kehidupan bernegara, hukum acapkali hadir sebagai entitas yang paradoks. ia adalah cita-cita luhur keadilan yang terukir dalam konstitusi, namun pada saat yang sama, ia juga merupakan realitas pragmatis yang beradaptasi dengan dinamika sosial-politik yang tak terduga. Di Indonesia, sebuah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman dan gejolak, hukum seringkali terasa "mengawang" di tengah idealisme normatif, tetapi kemudian "membumi" dalam praktik penegakan yang sarat kepentingan dan interpretasi. Fenomena ini menciptakan ketegangan abadi antara norma yang seharusnya dan fakta yang senyatanya, sebuah dialektika yang menuntut pemahaman mendalam melampaui sekadar teks perundang-undangan. Esai ini hadir untuk menjembatani jurang antara idealisme filosofis dan realitas konstitusional di Indonesia, sebuah upaya untuk mengurai benang kusut yang melingkupi berbagai i...

Membaca Ulang Peta Pemikiran Karl Marx di Era Digital

Ada hantu bergentayangan di nusantara—hantu Marxisme . Selama lebih dari tiga dekade, hantu ini tidak sekadar menakut-nakuti; ia menjadi justifikasi bagi tumpahnya darah, air mata, dan pedih yang tak terperi . Siapapun yang "dipertautkan" dengannya, atau sekadar "dipersangkakan" sebagai pengikutnya, harus menanggung akibat yang mengerikan . Pelarangan total atas ajaran Komunisme, Marxisme, dan Leninisme sejak 1965 ( TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 ) bukan hanya sebuah kebijakan politik, melainkan operasi ideologis berskala masif untuk menciptakan lobotomi intelektual . Akibatnya, seperti yang disiratkan dalam pengantar buku Andi Muawiyah Ramly, Peta Pemikiran Karl Marx , pemikiran sosial kita menjadi tumpul dan kering . Kita kehilangan mitra dialog yang tajam, sebuah cermin kritis untuk menguji ideologi-ideologi lain yang hidup di republik ini . Maka, mengabaikan pemikiran Karl Marx, dalam konteks ini, bukan lagi pilihan, melainkan sebuah "kecelakaan ilmiah"...